Senin, 21 November 2016

kenangan di tanah kalwedo



BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang luas dan heterogen, baik secara geografis maupun secara sosiokultural. Apalagi negara Indonesia adalah negara yang berkepulauan, negera yang terdiri dari banyak pulau-pulau mengakibatkan setiap pulau memiliki karakteristik satu dengan yang lainnya. Begitu juga dalam hal pendidikan. Dewasa ini, pada beberapa wilayah penyelenggara pendidikan masih terdapat berbagai permasalahan, terutama pada daerah yang tergolong terdepan, terluar, dan tertinggal (daerah 3T).
Permasalahan penyelenggara pendidikan, utamanya di daerah 3T antara lain: (1) permasalaha pendidik; seperti kekurangan jumlah guru (Shortage), distribusi tidak seimbang (unbalanced distribution), kualifikasi di bawah standar (under qualification), kurang kompeten (low competencies), dan ketidaksesuaian antara kualifikasi pendidikan dengan bidang yang di ampu (mismatched). (2) penyelenggaraan pendidikan yakni, angka putus sekolah relatif tinggi dan partisipasi sekolah rendah.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, peningkatan mutu pendidikan di daerah 3T perlu di kelola secara khusus. Agar daerah 3T sebagai bagian dari negara Kesatuan Republik Indonesia dapat segera maju bersama sejajar dengan daerah lain yang ada di Indonesia. Mengingat daerah 3T memiliki peran strategis dalam memperkokoh ketahanan nasional dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga mendapat perhatian lebih dari Kementrian Pendidikan Nasional.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memiliki salah satu kebijakan untuk percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T, yakni program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia. Program ini meliputi (1) Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi dengan Kewenangan Tambahan (PPGT), (2) Program Sarjana Mendidik di daerah 3T (SM- 3T), dan (3) Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi Kolaboratif (PPGT Kolaboratif). Program-program tersebut merupakan sebagian jawaban untuk mengatasi berbagai permasalahan pendidikan di daerah 3T.
Salah satu program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia adalah (SM- 3T). Program ini ditujukan kepada para Sarjana Pendidikan yang belum bertugas sebagai guru, untuk ditugaskan selama satu tahun di daerah 3T.  Program SM-3T dimaksudkan untuk membantu mengatasi kekurangan guru, sekaligus mempersiapkan calon guru profesional yang tangguh, mandiri, dan memiliki sikap peduli terhadap sesama, serta memiliki jiwa untuk mencerdaskan anak bangsa, agar dapat maju bersama mencapai cita-cita luhur seperti yang diamanatkan oleh para pendiri bangsa Indonesia.

B.     Pengertian
            Program SM-3T adalah program pengabdian sarjana pendidikan untuk berpartisipasi dalam percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T selama satu tahun sebagai penyiapan pendidik profesional yang akan dilanjutkan dengan Program Pendidikan Profesi Guru.
C.     Tujuan
1)              Membantu daerah 3T dalam mengatasi permasalahan pendidikan terutama kekurangan tenaga pendidik.
2)              Memberikan pengalaman pengabdian kepada sarjana pendidikan sehingga terbentuk sikap profesional, cinta tanah air, bela negara, peduli, empati, terampil memecahkan masalah kependidikan, dan bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa, serta memiliki jiwa ketahanmalangan dalam mengembangkan pendidikan pada daerahdaerah yang tergolong 3T.
3)              Menyiapkan calon pendidik yang memiliki jiwa keterpanggilan untuk mengabdikan dirinya sebagai pendidik profesional pada daerah 3T.
4)              Mempersiapkan calon pendidik profesional sebelum mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru (PPG).
D.     Ruang Lingkup SM-3T
1)              Melaksanakan tugas pembelajaran pada satuan pendidikan sesuai dengan bidang keahlian dan tuntutan kondisi setempat.
2)              Mendorong kegiatan inovasi pembelajaran di sekolah.
3)              Melakukan kegiatan ekstrakurikuler.
4)              Membantu tugas-tugas yang terkait dengan manajemen pendidikandi sekolah.
5)              Melakukan tugas sosial dan pemberdayaan masyarakat untukmendukung program pembangunan pendidikan dan kebudayaan didaerah 3T.
E.      Landasan Yuridis
1)              UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2)              UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3)              PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
4)              PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
5)               Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
6)               Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.
7)              Permendiknas Nomor 8 Tahun 2009 tentang Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan.
8)              Permendiknas Nomor 9 Tahun 2010 tentang Program Pendidikan Profesi Guru bagi Guru Dalam Jabatan. Kepmendiknas Nomor 126/P/2010 tentang Penetapan LPTK Penyelenggara PPG bagi Guru Dalam Jabatan.
9)              Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 64/DIKTI/Kep/2011 tentang Penetapan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Penyelenggara Rintisan Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi (Berkewenangan Ganda).

F.      Waktu Pelaksana
Program (SM-3T) dilaksanakan selama 1 tahun di daerah sasaran yakni pada bulan Oktober 2012 – September 2013.




































BAB II
KONDISI OBJEK DAERAH SASARAN
A.     Kondisi Geografis
1.       Batas Wilayah
Desa  Mahaleta merupakan  salah satu desa yang berada di kabupaten Maluku Barat Daya, Kecamatan Mdona Hyera dan terletak di Pulau Sermata. Desa Mahaleta sendiri terletak di bagian utara pulau Sermata dimana secara garis besar dapat di gambarkan sebagai berikut :
1.         Bagian barat berbatasan dengan desa Melano
2.         Bagian Timur berbatasan dengan desa Romdara
3.         Di bagian utara berbatasan dengan Laut Banda
4.         Di bagian selatan berbatasan dengan gunung dan desa lelang
2.       Iklim
Seperti halnya dengan daerah-daerah di daratan Maluku, terlebih Maluku bagian tenggara lainnya. Kawasan desa Mahaleta  juga beriklim tropis yang memiliki dua musim, yakni musim penghujan dan musim kemarau. Namun, masyarakat desa Mahaleta lebih sering menyebutkan musim barat dan musim timur. Musim barat terjadi antara bulan Desember sampai dengan April yang dipengaruhi dengan kondisi laut, sedangkan musim timur terjadi pada bulan Mei-Oktober. Musim barat terjadi karena bertiupnya angin dari barat menuju ke arah timur yang ditandai dengan ombak kencang di tepi pantai. Secara geografis musimbarat ini disebabkan oleh angin dari benua pasifik yang membawa uap air ke daratan Indonesia sehingga menyebabkan musim hujan/musim barat. Sementara musim timur ditandai oleh bertiupnya angin timur menuju barat. Secara geografis disebabkan oleh bertiupnya angin dari daratan Australia menuju daratan Indonesia dengan membawa angin yang panas.
Musim di kawasan pulau sermata bisa dikatan kurang bersahabat. Desa Mahaleta memiliki bentang alam yang berupa daratan dan lautan. Ketika musim barat angin sangat kencang dan hujan turun dengan kapasitas tinggi. Ini dipengaruhi oleh daratan yang langsung berbatasan dengan laut lepas. Begitu juga sebaliknya, ketika musim timur cuaca yang terjadi di desa Mahaleta sangat panas yang disebabkan oleh uap air garam yang menuju kedaratan.
3.       Kondisi Alam
Secara garis besar pulau Sermata terdiri dari lautan dan daratan. Berikut perincianya:
a.       Lautan
Desa Mahaleta berbatasan langsung dengan bentangan laut luas yaitu lat Banda. Kondisi laut di desa Mahaleta masih sangat alami, belum tereksploitasi oleh manusia. Karena masyarakat masih menggunakan alat-alat tradisional dalam melaksanakan kegiatan perlautan baik mencari ikan atauhanya sekedar budidaya rumpur laut. Kerena sikap inilah, sehingga ikan-ikan yang hidup di bawah laut dan terumbu karang dapat hidup secara alami. Kealamian dari laut pun terlihat di pesisir pantai. Pantai yang membentang dari ujung barat sampai ujung timurpun masih terlihat bersih.

b.       Daratan
Selain berbatasan dengan lautan, desa Mahaleta juga berbatasan dengan pegunungan. Pegunungan yang ada di Desa Mahaleta disebut dengan pegunungan Lelang . Tingginya kurang lebih mencapai 1200 m dpl. Kondisi pegunungan di desa Mahaleta dikatakan masih asri, dikarenakan masih rimbunnya pepohonan. Pegunungan ini juga dimanfaatkan warga untuk berkebun.
B.     Kondisi Demografis
Secara etimologi Demografi diartikan sebagai ilmu tentang susunan, jumlah, dan perkembangan penduduk. Dari pengetian tersebut kondisi demografi Masyarakat desa Mahaletadapat dirinci sebagai berikut:
1.       Kondisi penduduk
Susunan penduduk desa Mahaleta  dipengaruhi oleh adanya sistem keluarga dan keturunan yang disebut dengan faham. Masing-masing faham mempunyai marga yang berbeda-beda. Marga adalah silsilah keluarga yang diambil dari garis keturunan ayah. Di desa Mahaleta terdapat kurang lebih lima sapai delapan marga, diantaranya: Leklora Romoda, Lodwala, Abia Agoha, Turwewy, Marpay dan pay. Semua jenis keturunan marga itu lahir secara turun temurun dan akan terus disandang oleh generasi penerus, sehingga sistem faham tersebut tidak akan hilang.
2.       Jumlah penduduk
Data jumlah jiwa yang tercatat pada antor balai desa Mahaleta tercatat terdapat kurang lebih 700 jiwa. Jumlah tersebut belum dipengaruhi oleh jumlah kelahiran, kematian, dan perkawinan.  Tingkat kelahiran yang terjadi di desa Mahaleta bisa dikatakan cukup tinggi. Angka perbandingan 10:1, dalam artian dalam kurun waktu satu tahun terdapat 10 bayi yang lahir dan 1 meninggal. Untuk Tingkat kematian yang terjadi di desa Mahaleta dapat dikatakan rendah. Angka perbandingan 1 : 10 dengan angka kelahiran. Angka kematian ini dipengaruhi oleh dua faktor; pertama, terjadi pada usia lanjut yang disebabkan oleh penyakit-penyakit yang dialami orang yang sudah tua; kedua, disebabkan oleh wabah penyakit. Misalnya, adanya wabah malaria menyebabkan angka kematian meningkat, Sedangkan Perkawinan adalah suatu ikatan yang dilakukan antara laki-laki dan perempuan untuk membina sebuah rumah tangga. Perkawinan yang ada di desa Mahaleta dalam kurun waktu satu tahun terjadi cukup banyak. Kurang lebih terjadi 5 perkawinan yang sudah dilakukan secara adat, agama, maupun di negara. Sebagian besar perkawinan antara laki-laki dan perempuan di pulau Luang Sermata. Perkawinan inilah yang mempengaruhi keluar masuknya laki-laki. 




C.     Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya
1.       Kondisi Sosial
Kondisi sosial adalah kondisi kemasyarakatan yang menyangkut nilai-nilai, sikap, perilaku yang terdapat dalam masyarakat. Kondisi sosial masyarakat Mahaleta dapat dilihat dari segi:
a.       Kesejahteraan Penduduk
Beberapa pendapat mengatakan bahwa s ebuah desa dikatakan sejahtera jika desa tersebut dapat memakmurkan setiap anggota masyarakatnya. Jika dilihat secara kasat mata, masyarakat desa mahaleta masih memiliki tingkat kesejahteraan di bawah rata-rata. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan antara pengusaha, pegawai, dan petani masih sangat jauh sekali. Dari 78 KK, terdapat 1,14% pengusaha, 4% pegawai (asli dan pendatang), 10% perangkat desa, dan 84,86% petani.
Berdasar data di atas, mayoritas masyarakat Mahaleta mata pencahariannya sebagai petani. Hasil pertanian di desa Mahaleta sangat melimpah, dikarenakan tanah di desa Mahaleta sangat subur. Namun, hasil dari pertanian tersebut tidak dapat di perjualbelikan seperti yang lazim dilakukan pada masyarakat perdesaan yang sudah maju. Hal ini dipengaruhi tidak adanya sebuah tempat untuk memperjualbelikan hasil pertanian. Sehingga hasil pertanian hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja.
b.       Kesehatan Penduduk
Kesehatan merupakan  salah-satu faktor yang mempengaruhi tingkat sosial masyarakat. semakin baik tingkat kesehatan suatu masyarakat semakin baik pula sistem sosialnya. Kesehatan ini bisa ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain adalah gizi, gizi merupakan makanan pokok yang diperlukan bagi kesehatan badan. Untuk memenuhi gizi yang seimbang, manusia harus memenuhi empat sehat lima sempurna. Empat sehat lima sempurna diantaranya; karbohidrat, protein, vitamin, mineral, lemak, dan air. Karbohidrat diperoleh dari nasi, singkong, jagung, dan pisang. Protein diperoleh dari susu, telur, kacang, kedelai dan ikan. Vitamin diperoleh dari sayur-mayur dan buah-buahan. Mineral diperoleh dari sayuran, buah, daging, ikan, dsb. Lemak diperoleh dari daging hewan. Dan air berasal dari mata air atau sumber dan makanan yang mengandung air. Diantara jenis makanan yang telah disebutkan di atas, jenis makanan yang paling banyak ditemukan di desa Mahaleta antara lain jagung, singkong, pisang, daun kasbi, daun pepaya, dan ikan. Sehingga asupan gizi yang diperoleh masyarakat Mahaleta hanya terbatas untuk memenuhi karbohidrat dan protein. Sementara untuk memenuhi asupan gizi yang lainnya masih sangat kurang bahkan tidak ada. Jenis-jenis makanan yang tertera di atas sangat minim jumlahnya, sehingga untuk memenuhi empat sehat lima sempurnya sangat sulit.
Akibat dari minimnya asupan gizi yang dapat diperoleh oleh masyarakat, hal ini berakibat pada kesehatan, sehingga beberapa penyakit yang timbul. Diantaranya; (1) gizi buruk, (2) muntaber, (3) malaria, (4) demam.
Pada tahun 2012 telah tercatat enam balita yang mengalami gizi buruk. Penanggulangannya dengan cara diberi kacang hijau, susu, dan gula yang diberikan oleh posyandu. Sementara posyandu sendiri melakukan penimbangan bayi masih dibilang kurang. Karena posyandu melakukan penimbangan selama dua bulan sekali.
2.       Kondisi Ekonomi
Perekonomian merupakan pokok denytu nadi sebuah masayarakat. Dengan berjalannya roda ekonomi maka dapat dilihat sejauh mana kualitas kehidupan manusia itu dari segi ekonomi. Kondisi ekonomi yang dimiki masyarakat desa Mahaleta tergolong  bawah rata-rata. Hampir sebagian besar masyarakat sebagai petan, sementara nelayan sebagai pekerjaan sampingan. Masyarakat masih memanfaatkan sumber daya alam yang ada, yakni perkebunan yang ada di darat dan di gunung. Hasil pertanian tersebut belum diolah secara maksimal, mereka hanya memanfaatkan sebagai bahan pangan saja. Yang dihasilkan dari pertanian yakni, jagung dan kasbi (singkong). Hasil pertanian inilah yang digunakan sebagai makanan pokok.
Hasil dari kebun tidak dijual kepada orang lain melainkan untuk dikonsumsi sendiri, sehingga tidak ada pemasukan berupa uang bagi mereka. Hal ini juga disebabkan oleh murahnya harga dari hasil pertanian, sehingga masyarakat enggan untuk menjual kepada orang lain.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau hanya sekedar makan, mahaleta lebih banyak  memanfaatkan kekayaan alam dari laut yakni ikan laut dan sejenisnya. Ikan yang ada di mahaleta bisa dikatakan sangat banyak, hampir setiap hari orang laki-laki pergi mencari ikan. Pekerjaan ini mereka lakukan ketika waktu senggang atau setelah dari kebun. Ikan-ikan yang mereka tangkap hanya untuk dikonsumsi sendiri, terkadang juga dibagikan kepada tetangga, sehingga tidak ada pemasukan dari hasil laut.

3.       Kondisi Budaya
Bentuk budaya ada dua yakni bentuk fisik dan non fisik. Bentuk fisik menyangkut mode pakaian, bentuk rumah, perlengkapan rumah dan lain sebagainya. Sedangkan bentuk non fisik menyangkut adat, sistem kepercayaan, dan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat. Masing-masing daerah memiliki budaya sendiri, termasuk desa Elo. Dilihat dari bentuk fisik dan non fisik, budaya yang dimiliki desa mahaletaadalah sebagai berikut:
1)         Bentuk fisik
a)       Mode pakaian
Mode dapat diartikan sebagai ragam bentuk dari suatu benda tertentu, dalam hal ini adalah pakaian. Mode pakaian yang dimilki olah masyarakat Mahaleta terdapat 3 jenis, diantaranya; (1) pakaian sehari-hari, (pakaian gereja), dan (3) pakaian adat.
Pertama, pakaian sehari-hari yang digunakan oleh masyarakat desa mahaleta masih sangat sederhana. Hal ini disebabkan oleh keseharian yang mereka kerjakan. Mulai dari anak-anak yang memiliki kebiasaan bermain di pantai, sehingga tidak begitu memperhatikan penampilan. Selanjutnya adalah remaja, remaja terbagi atas perempuan dan laki-laki. Perempuan aktif di dapur sementara laki-laki aktif di laut, sehingga penampilan bukan yang utama. Yang terakhir adalah kaum orang tua, pekerjaan orang tua setiap hari adalah berkebun, sehingga pakaian yang digunakan setiap hari hanyalah pakaian sedanya.
Kedua, selaian pakaian sehari-hari yang mereka gunakan adalah pakaian gereja. Yang dimaksud dengan pakaian gereja adalah pakaian yang digunakan ketika pergi atau beribadah di digereja. Pakain gereja ini berbanding terbalik dengan pakaian sehari-hari. Pakaian yang mereka gunakan sangat rapi, bersih, dan mewah. Sesuai dengan ajarah yang diperintahkan agama, ketika menghadap Tuhan harus bersih dan rapi. Hal inilah yang dipegang teguh masyarakat Mahaleta sebagai umat bergama yang patuh terhadap Tuhannya.
Ketiga, yakni berupa bakaian adat. Pakaian adat ini digunakan pada waktu tertentu saja. Misalnya pada acara perkawinan, sepasang suami istri wajib menggunakan pakaian adat.
b)       Bentuk rumah
Rumah merupakan tempat berlindung manusia dari panas dan dingin. Secara fisik, bentuk rumah masyarakat Mahaletaterdiri dari dua bagian. Yakni, bagian rumah utuh yang terdiri dari ruang tamu, kamar tidur, ruang makan, dan ruang bersantai. Bagian yang kedua berupa dapur dan peralatannya. Bangunan rumah utuh ini sudah terbuat dari tembok, karena pasir dan batu tersedia secara bebas di alam, sehingga masyarakat mudah untuk mengambilnya, sementara atap dari rumah menggunakan asbes. Karena desa Mahaleta dekat dengan pantai, jika menggunakan seng akan mudah berkarat. Sedangkan bagian dapur terbuat dari pohon bambu yang dibilah lalu dipipihkan dan atapnya terbuat dari daun kelapa.
2)         Bentuk non fisik
a)       Upacara adat
Upacara adalah rangkaian tindakan atau perbuatan yang terikat pada aturan tertentu menurut adat atau agama. Upacara adat yang sering dilakukan masyarakat desa Mahaleta yakni upacara adat perkawinan. Perkawinan adat ini salah satu bagian yang dapat mengesahkan laki-laki dan perempuan menjadi suami istri, dan yang mengesahkan adalah bapak kepala desa setempat yakni kepala desa Mahaleta. Proses perkawinan adat ini dilakukan di rumah bujang atau rumah dimana perempuan selama bujang itu tinggal. Ketika menikah kedua mempelai menggunakan kain adat yang bernama Lawar.
Hal yang menarik dari perkawinan adat di desa mahaleta adalah minuman sopi dan tembakau. Dimana keluarga perempuan ketika menyambut kedatangan dari keluarga laki-laki dengan menyguhkan minuman sopi dan tembakau. Menurut pejabat kepala desa mahaleta, tembakau melambangkan kebersamaan dan sopi melambangkan menyatu. Sehingga dapat diartikan menyatu dalam kebersamaan. Semua yang ada atau hadir dalam dalam pesta perkawinan adat harus minum sopi dan menghisap tembakau. Baik perempuan maupun laki-laki (perempuan hanya meminum sopi). Dan lebih menariknya lagi, sopi juga digunakan ketika ikrar perkawinan. Yaitu, ketika pejabat kepala desa membacakan surat pernyataan perkawinan antara kedua mempelai sembari menuangkan sopi dikedua tangan mempelai yang saling bergandeng tangan. 
Tidak hanya itu saja, setelah surat pernyataan dibacakan kedua mempelai menyuguhkan sopi dan tembakau kepada tamu undangan, kemudian dilanjut dengan acara makan-makan. Acara ini juga menarik perhatian bagi yang baru melihatnya. Yakni disuguhkan berbagai hidangan di atas meja. Dan menariknya lagi, ketika makan tidak cukup hanya satu kali, melainkan beberapa kali, bahkan sampai 6 kali berturut-turut.
b)       Hukum adat
Hukum adat yaitu peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah setempat.Kawasan luwang sermata merupakan kawasan adat yang masih aktif dan berpegang teguh pada adat. Terlebih kepercayaan para nenek moyang juga masih terdapat di kawasan luwang sermata. Kawasan ini juga termasuk desa mahalaeta,karena mahaleta  salah satu desa yang masih memegang kuat hukum adat. Di bawah ini yang termasuk perkara-perkara yang ditangani dengan hukum adat, diantaranya:  1) Perceraian, Jika perceraian terjadi karena salah-satu diantara pasangan yang menyeleweng, maka denda ditanggungkan pada yang bersangkutan antara lain sebagai berikut, Emas bulan dua buah (harta benda), Sopi satu gen abu-abu (35 liter), Babi dua ekor (100 kg), Beras satu karung 50 kg, Rokok satu sloft + tembakau dua dos, Uang meja Rp 1.000.000. 2) Perselingkuhan,Setiap masyarakat yang berselingkuh akan mendapatkan sebuah denda. Denda ini akan dibedakan sesuai dengan pengakuan si pelaku. Jika korban peselingkuhan  mengaku kepada keluarga maka denda akan di tanggung oleh pelaku. Jika masing-masing baik korban maupun pelaku tidak memberi tahu keluarga, kabar perselingkuhan di dapat dari orang lain maka denda ditanggung oleh kedua belah pihak. Besarnya denda sama dengan denda perceraian. 3) Perkelahian, Setiap masyarakat yang berkelahi dengan pemimpin desa, pemimpin Soa/RT, pemimpin Marga/RW akan di denda dengan bayar adat yakni bayar denda sama dengan denda perceraian dan perselingkuhan.
c)       Adat Istiadat
Sudah kita ketahui bersama bahawa adat istiadat adalah  kebiasaan yang sudah ada dari dulu. Adat istiadat yang dimiliki oleh masyarakat desa Mahaleta diantaranya : 1) Gotong Royong, Gotong royong merupakan kerja yang dilakukan secara bersama-sama untuk meringankan beban satu sama lainnya. Budaya gotong royong inilah yang masih tertanam kuat di jiwa masyarakat desa Mahaleta. gotong royong dibedakan menjadi dua, yakni gotong royong di setiap marga masing-masing dan gotong royong di lokasi umum. Salah satu contoh gotong royong yang dilakukan di setiap marga masing-masing adalah otong royong dalam hal memperbaiki rumah. Dalam memperbaiki rumah tersebut setiap anggota marga wajib membantunya.
2) Mimum sopi, Minum sopi adalah salah satu kebiasaan yang dimiliki masyarakat desa mahaleta Sopi melambangkan sebuah alat pemersatu semua orang. Baik itu perempuan maupun laki-laki dapat meminum sopi. Sehingga setiap ada tamu yang datang, suguhan yang pertama diberikan adalah sopi. Begitu cara mereka menghormati sebuah tamu.Minuman sopi juga selalu hadir dalam sebuah perayaan pesta, baik itu pesta perkawinan, syukuran, penyambutan tamu, bahkan rapat desa pun sopi ada ditengah-tengah mereka.
3)  Salam Kalwedo, Kalwedo merupakan sebuah salam khas masyarakat Maluku Barat Daya. Pada zaman nenek moyang dulu, salam kalwedo ini kerap digunakan untuk salin menyapa antar sesama. Salam kalwedo sebagai ganti salam-salam yang digunakan pada masyarakat pada umumnya, seperti; selamat pagi, selamat siang, selamat malam, assalamualaikum, salam sejahterah, dsb. Masyarakat desa Mahaleta akan terasa senang jika ada seseorang yang mengucapkan salam Kalwedo ini ketimbang salam-salam lainnya. Salam Kalwedo ini dirasa lebih akrab dan menyatu kepada semua unsur. Salam kalwedo juga digunakan untuk memulai kegiatan dan mengakhiri kegiatan. 
d)       Agama
Keberadaan masyarakat desa mahaleta termasuk kedalam General down religion atau dapat kita sebut masyarakat yang mempunyai pemahaman agama kurang. Secara umum kita dapat melihat dari segala bentuk tingkah laku yang terjadi di masyarakat yang kurang mencerminkan ajaran-ajaran agama. Masyrakat lebih percaya pada kekuatan-kekuatan yang timbul dari roh atau hal-hal lain yang dapat mereka jumpai. Secara garis besar masyarakat mahaleta adalah penganut ajaran protestan, namun kesadaran untuk beribadah dan mengikuti pergumulan-pergumulan kurang mendapat perhatian yang serius dari masyarakat setempat.
Di desa Mahaleta terdapat satu buah gereja yang bernama Gereja Peniel. Di gereja ini masyarakat melaksanakan ibadah dan melakukan pendidikan iman untuk anak-anak. Pembinaan dan pendidikan iman di bawah pimpinan pendeta. Kegiatan-kegitan untuk pembinaan anak-anak didik dapat dilihat mulai bergeliat dengan adanya sekolah minggu pemberkatan injil atau SMTPI.
4.       Kondisi Pendidikan
Kondisi pendidikan di Mahaleta tidak jauh berbeda dengan kondisi sekolah yang berada di kecamatan Mdona Hyera.  terdapat tiga sekolah yakniTK Melati, SD Kristen Mahaleta dan SMP Jarak Jauh Maro yang merupakan sekolah filial dari SMP N Luwang Timur. Ketiga sarana pendidikan ini sudah berdiri dan saling menopang satu dengan yang lainnya. Sarana pendidikan formal ini menampung siswa yang berasal dari desa Mahaleta dan Romdara.Terlebih untuk SD Kristen Mahaleta merupakan salah satu sekolah tertua yang ada di lingkup kecamatan Mdona Hyera. Sekolah ini adalah hasil rintisan para orang-orang terdahulu yang sampai saat ini masih dapat berdiri tegak dan semakin mantap menatap masa depan siswa-siswi dari kedua kampung tersebut. Sekolah yang bercorak kristen protestan itu sekarang sudah berbenah dan mulai berkembang menjadi sekolah maju dengan segala peningkatan sarana dan prasarna yang ada.
Berikut data lengkap tentang SD Kristen Mahaleta:
a.         Identitas Sekolah
                                   i.              Nama Sekolah             : SD Kristen Mahaleta
Jenis Selokah              :  Yayasan
NSS                           : 102210306033
Izin Operasional           :
Luas Tanah                 : 10.000 m2
Alamat Sekolah           : Mahaleta
Kecamatan                  : Mdona Hyera
Kabupaten                   : Maluku Barat Daya
Provinsi                      : Maluku
                                 ii.              Kepala Sekolah
Nama Lengkap            : Johand.A.M Mahaleta
NIP                            : 196204031987121003
Tempat, tanggal Lahir:
Status Kepegawaian    : PNS
Pendidikan Terakhir     : PGSLP
Jurusan                       : Bahasa Indonesia
                                iii.              Ketua Komite 
Nama                         : Yohanis Menora
Alamat                        : Desa Romdara
b.         Data Siswa
Data Siswa SD Kristen Mahaleta
kelas
Banyak rombel
Laki-laki
wanita
jumlah
I
1



II
1



III
1



IV
1



V
1



VI
1




c.         Data Guru dan Karyawan
Guru
No
Nama Guru
Pendidikan
Status
1
Johand. A.M Lakburlawal
PGSLP
PNS
2
Hermelina Pay, AM.Pd
PGSD
Honor Daerah
3
Modesta Oratmangun
PGSLP
PNS
4
Nanda Okkyanti, S.Pd.
PGSD
Honor Pusat
5
Markus Marpay
PGAKP
PNS
6
Muhammad Junaidi,S.Pd
PGSD
Honor Pusat
7
Hanok Leklora
PGSD
PNS
8
Gerson Lodwakla
PGAKP
PNS
9
Junus Woriwun
PGAKP
Honor Daerah
Karyawan
No
Nama Karyawan
Pendidikan
Status/PNS/GTT/Honorer
Tidak Ada

d.         Sarana dan Prasarana

No
Fasilitas
Jumlah
Kualitas
1
Ruang kelas
6 ruang
Baik
2
Lab
-
Tidak ada
3
Lapangan
Volly
Sederhana
4
Kamar mandi
2
Sederhana
5
Perpustakaan
1
Baik
6
Ruang Guru
1
Baik
7
Gudang
1
sederhana





























BAB III
PROGRAM KERJA
A.     Bidang Pendidikan
      SK Kepala Sekolah tentang Perubahan Pembagian Tugas Guru dalam Kegiatan Belajar Mengajar Tahun Pelajaran 2012-2013 No. 424/610/SMP/2012, 31 Oktober 2012.
NO. URUT
NAMA/NIP
JABATAN GURU
JENIS GURU
TUGAS MENGAJAR
1
2
3
4
5
01
Johand.A.M.Lakburlawal
KEPSEK


02
Hermelina Pay, AM.Pd
GURU
G.KELAS
KELAS I
03
Modesta Oratmangun
GURU
G.KELAS
KELAS II
04
Nanda Okkyanti, S.Pd.
GURU
G.KELAS
KELAS III
05
Markus Marpay
GURU
G.KELAS
KELAS IV
06
M. Junaidi, S.Pd
GURU
G.KELAS
KELAS V
07
Hanok Leklora
GURU
G.KELAS
KELAS VI
08
Gerson Lodwakla
GURU
B.STUDY
PENJASKES
09
Junus Woriwun
GURU
B.STUDY
AGAMA

Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Sekolah di atas, maka Guru yang memiliki beban mengajar terhadap masing-masing mata pelajaran harus menyiapkan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) diantaranya;
1.       Penyusunan RPP
No
Jenis RPP
Keterangan
1
Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKN





2.       Penyusunan Bahan Ajar
No
Jenis Bahan Ajar
Keterangan
1
Diambil dari buku paket, LKS ,lingkungan sekitar





3.       Penyusunan alat dan media pembelajaran
No
Jenis Alat dan Media
Keterangan
1
Lembar Penilaian, Produk lisan dan Tulis, tugas Akhir





4.       Penyusunan Asesmen
No
Jenis Asesmen
Keterangan
1
Produk tulis, Lisan, tugas akhir





5.       KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)
Berikut jadwal pelajaran kelas III SD Kristen Mahaleta.
NO
PUKUL
SENIN
SELASA
RABU
1
07.30 - 08.05
UPACARA
MATEMATIKA
IPA
2
08.05 - 08.40
MATEMATIKA
MATEMATIKA
IPA
3
08.40 - 09.15
MATEMATIKA
MATEMATIKA
IPA
4
09.15 - 09.30
MATEMATIKA
B. INDONESIA
PKN
5
09.30 -10.05
ISTIRAHAT
6
10.05 - 10.40
B. INDONESIA
B. INDONESIA

7
10.40 - 11.15
B. INDONESIA
B. INDONESIA
PKN
8
11.15 - 11.50
B. INDONESIA
PKN
SBK
9
11.50 - 12.05
T. TERSTRUKTUR
PKN
SBK

NO
PUKUL
KAMIS
JUMAT
SABTU
1
07.30 - 08.05
IPA
PENJASKES
PRAMUKA
2
08.05 - 08.40
IPA
PENJASKES
PRAMUKA
3
08.40 - 09.15
MATEMATIKA
PENJASKES
PRAMUKA
4
09.15 - 09.30
MATEMATIKA
AGAMA
PENGEMBANGAN DIRI
5
09.30 -10.05
IPS
AGAMA
PENGEMBANGAN DIRI
6
10.05 - 10.40
ISTIRAHAT
7
10.40 - 11.15
IPS
AGAMA

8
11.15 - 11.50
IPS
SBK

9
11.50 - 12.05
SBK
SBK


6.       Pelaksanaan Layanan Bimbingan untuk Siswa yang Membutuhkan
No
Hari
Jam
Bimbingan Khusus
Keterangan
1
Senin-Sabtu
19.00 — 21.00
Semua mata pelajaran


7.       Membantu Administrasi Sekolah
No
Administrasi Sekolah
Keterangan
1
Pengetikan RKAS, Lapor Bulanan, dsb

2
Penyusunan, pengetikan, penggandaan, dan pengepakan soal UH, UTS, UAS

3
dll


8.       Ekstrakurikuler
No
Hari
Jam
Ekstrakurikuler
Keterangan
1
Kamis
16.00-17.30
Kesenian

2
Sabtu
07.00-09
Pramuka


9.       Bimbingan belajar
No
Hari
Jam
Bimbingan Belajar
Keterangan
1
Senin
15.00-16.30
Matematika

2
Selasa
15.00-16.30
Bahasa Indonesia

3
Rabu
15.00-16.30
IPA


B.     Bidang Kemasyarakatan
Selain melaksanakan kewajiban di bidang pendidikan, sebagai guru SM-3T juga harus dapat bersosialisasi dengan masyarakat setempat. Karena guru SM-3T merupakan dari masyarakat dimana guru SM-3T bertugas. Dalam bersosialisai guru SM-3T juga menyisipkan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat. Di bawah ini program-program dalam kemasyarakatan, diantaranya;
1.       Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga
No
Jenis Kegiatan
Keterangan
1
Pelatihan teknologi informasi

2
Pembuatan gethuk lindri


2.       Pendidikan non Formal
No
Jenis Kegiatan
Keterangan
1
Kejar paket C

2
Pemberantasan buta huruf

3.       Pembinaan kepemudaan
No
Jenis Kegiatan
Keterangan
1
Karang Taruna

2
Olahraga

3
Peltihan manajemen organisasi


4.       Kebersihan dan Pengelolaan lingkungan
No
Jenis Kegiatan
Keterangan
1
Kerja bakti

2
Gotong royong










BAB IV
PELAKSANAAN
A.      Bidang Kependidikan
1.       Penyusunan RPP
Kegiatan penyusunan RPP dilakukan setiap hari sebelum melakukan aktivitas pembelajaran. Kegiatan penyusunan RPP ini dalam rangka mempermudah kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Karena sebagai seorang guru harus merancang kegiatan pembelajaran semenarik mungkin agar materi yang disampaikan dapat diterima oleh siswa dengan mudah. Kegiatan menyusun RPP meliputi, Stnadar Kompetensi, Kompetensi dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran, Langkah-langkah pembelajaran, bahan ajar, serta alat evaluasi. Semua itu disusun dalam rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran supaya tercapai. Kegiatan menyusun RPP dibuat berdasarkan karakteristik mata pelajaran dan sub materi sehingga setiap guru kelas dituntut mampu untuk membuat dan menyusun RPP sebagai bahan untuk mengajar di kelas.
      Sebagai bahan laporan pada bagian lampiran kami sertakan beberapa RPP yang telah dibuat dan disusun sebagai pertanggungjawaban melaksanakan tugas. ( RPP terlampir)
2.       Penyusunan Bahan Ajar
Kegiatan penyusunan bahan ajar juga dilakukan setiap hari dan sebelum melakukan aktivitas pembelajaran. Karena menyusun bahan ajar merupakan bagian dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Bahan ajar yang digunakan berasal dari buku paket dan buku referensi, seperti; dongeng, cerpen, buku pengetahuan populer, atlas, dsb.               ( Bahan ajar terlampir)
3.       Penyusunan Alat dan Media Pembelajaran
Berkaitan dengan kegiatan pembelajaran, media merupakan alat yang harus digunakan guru dalam melaksanakan pebelajaran. Media berfungsi sebagai alat bantu untuk mempermudah guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Penyusunan alat dan media pembelajaran juga dilakukan sebelum melakukan aktivitas pembelajaran. Yang dimaksud dengan alat disini adalah alat untuk mengukur pencapaian belajar siswa. Alat untuk mengukur pencapaian belajar siswa dengan cara mendapatkan produk/hasil belajar siswa. Setiap selesai pembelajaran berlangsung siswa mengumpulkan tugas yang diberikan guru ketika proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan media adalah bahan yang digunakan untuk memudahkan siswa memahami materi pembelajaran. Media yang digunakan dalam proses pembelajaran berasal dari buku dan lingkungan sekitar.
4.       Penyusunan Asesmen
Penyusunan Asesmen atau penilaian ini bertujuan untuk mendapat gambaran danhasil sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai dan dapat diraih oleh siswa. Pembuatan asesmen ini dibuat berdasarkan kisi-kisi butir soal dan indikator dari mata pelajaran yang akan digunakan. Penyusunan asesmen/evaluasi juga dilakukan secara berkala. Yakni; penyusunan ulangan harian, ulangan tengah  semester, dan ulangan semester.
5.       KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan pokok dari kegiatan guru setelah menyiapkan perangkat pembelajaran. Kegiatan KBM disesuaikan dengan kalender pendidikan. Dalam program tahunan (Prota) dan Progam semester (promes). Kegiatan KBM dilaksanakan pada hari senin – sabtu dimulai dari pukul 07.05 – 12.05 WIT, kecuali pada hari jumat dimulai pukul 07.05 – 11.00 WIT. Berikut jadwal pelajaran dalam kegiatan belajar KBM.
6.       Pelaksanaan Layanan Bimbingan untuk Siswa yang Membutuhkan
Pelaksanaaan layanan bimbingan untuk siswa yang membutuhkan (Bimbingan Khusus) ini diberikan kepada:
                                           i.       siswa yang ingin belajar di luar jam efektif dan bimbingan belajar setiap sore. Kegiatan ini bertujuan untuk siswa yang ingin belajar materi pelajaran secara mendalam.
                                         ii.      Siswa yang mengalami kesulitan belajar. Masalah yang sering dijumpai adalah karena siswa malas untuk berngakat ke sekolah, sehingga guru sering untuk pergi memberikan bimbingan siswa sekalifgus langsung bersama orang tua. Mengapa orang tua dalam hal ini kami ikutkan. Karena orang sebagai kontrol belajar siswa di rumah juga kurang bahkan tidak ada, sehingga keduanya perlu mendapat pengarahan sehingga tugas guru dan orang tua dapat berjalan dengan terjalin hubungan yang baik. Masalah yang sering timbul meliputi bolos sekolah, pergi ke kebun atau hanya sekedar mengantar ayah atau ibu berangkat ke kecamatan.
7.       Membantu Administrasi Sekolah
Kegiatan ini merupakan kegiatan tambahan yang dilakukan diluar jam mengajar. Kegiatan mengerjakan administrasi sekolah yang dilakukan oleh penulis diantaranya; membantu dalam penyusunan, pengetikan, dan pengepakan soal-soal Ujian Tengah Semester (UTS), Ujian Akhir Semester (UAS), dan Ujian Sekolah. selain itu juga membantu dalam hal pengetikan dalam laporan-laporan lainnya yang berkaitan dengan sekolah, seperti Lapora Bulanan, laporan Bos dan berbagai jenis kegiatan surat menyurat lainnya.
8.       Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan tambahan yang diberikan guru kepada siswa. Dalam program kerja, kegiatan ekstrakurikuler di SD Kristen Mahaleta, adalah kegiatan pramuka yang dijadwalkan pada setiap hari sabtu pagi mulai pukul 07.00 sampai dengan 09.00. kegiatan ini berjalan, namun terkadang kegiatan pramuka dialihkan untuk kerja bakti untuk membersihkan sekolah, mkenyususun pagar dan sebagainya.
9.       Bimbingan Belajar
Pada program ini, sesuai dengan keputusan bersama disepakati bahwa untuk jadwal bimbingan belajar diberikan pada kelas V dan VI.
a.       Untuk kelas lima langsung di tangani oleh guru kelas dengan jadwal hari senin samapi dengan rabu mulai pukul 15.00 sampai dengan 16.40. s
b.       Bidang Kemasyarakatan
1.       Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga
Kegiatan Pemberdayaan masyarakat antara lain sebagai berikut:
a)       Pelatihan Teknologi dan Informasi
Pelatihan teknologi informasi ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan membekali para peserta agar dapat mengenal dan dapat mengeoperasikan alat teknologi yang dalam hal ini adalah komputer, laptop printer. Peserta dari kegiatan ini adalah para-para bapak-bapak perangkat dan dewan guru yang mempunyai laptop. Pelatihan diadakan dengan sederhana mengingat tempat waktu dan keadaan peserta dan pelatih. Program ini dapat terlaksana walaupun terkdang menemui hambatan seperti lampu mati. Namun sedikit banyak dengan adanya pelatihan yang sederhana ini peserta menjadi senang karena mendapat informasi baru, ilmu baru yang dapat mereka kembangkan.
b)       Pembuatan Gethuk Lindri
Pembuatan Gethuk Lindri salah satu program pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kekreatifan masyarakat terutama ibu-ibu dan dalam mengolah makanan. Tujuan pembuatan Gethuk Lindri ini berdasar atas banyaknya tanaman ketela pohon yang di hasilkan oleh para petani. Program ini dimasukkan karena ingin memberikan wawasan baru kepada para ibu-ibu dalam hal pengolahan makanan lokal yang berdayaguna. Namun dalam kenyataannya program ini belum sempat berjalan karena jadwal daripserta SM-3T yang terlalu padat dan masalah alat yang belum terdapat di sekitar desa mahaleta. Namun program ini akan tetap menjadi prioritas sehingga dapat berjalan sesuai dengan rencana.
2.       Pendidikan non Formal
Pendidikan formal merupakan pendidikan luar sekolah yang dapat membantu memberikan pelatihan dan pendidikan yang layak untuk peserta didik. Program yang diprioritaskan dalam hal ini adalah pengadaan kelas minggu sore bagi anak-anak yang ada di dusun Melano desa Romdara yang tidak sekolah dan telah putus sekolah. Dusun melano kurang lebih dua kilometer atau ditempau dengan jalan kaki sekita tiga puluh menit. Dusun ini berada di barat desa Mahaleta, di dusun tersebut banyak anak-anak tidak sekolah dan putus sekolah dengan berbagai alasan, antara lain: 1) tidak ada biaaya, 2) tidak ada dorongan dari orang tua, 3) keluar dari sekolah alasan tidak naik dan umur dan sebagainya.  Hal tersebut yang mendorong peserta SM-3T untuk turun tangan mendatangi dan memberika bantuan baca tulis untuk anak-anak tersebut. Kegiatan yang diberikan berkonsentrasi pada tiga aspek saja, yaitu membaca, menulis dan berhitung. Program ini akan tetap berlangsung sampai waktu yang tidak ditentukan.
3.       Pembinaan kepemudaan
Pembinaan kepemudaan merupakan salah satu faktor pendukung peningkatan partisipasi pemuda dalam pembangunan. Pembinaan pemuda inidapat berupa pembinaan organisasi kepemudaan seperti karang taruna, kelompok mandiri. Pembinaan keolahrgaan, seperti bola bola voli, bola sepak dan sejenisnya. Pembinaan dalam bidang skill, hal ini mempunyai dampak yang sangat bagus karena dapat langsung berguna di masyarakat, contoh penyelenggaraan balai latihan kerja, pelatihan-pelatihan singkat. pemuda. Pemuda adalah pemegang tongkat estafet pembangunan yang akan datang, maka dari itu pemuda perlu mendapat perhatian khusus untuk dapat dijadikan sebagai calon generasi penerus yang tanggunh. Berkaitan dengan itu program
4.       Kebersihan dan Pengelolaan lingkungan
1)       Jumat bersih bersama
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang bersifat mengajak masyarakat untuk peduli dan mau memelihara lingkungan rumah masing-masing, mulai dari membersihkan halaman rumah, memuang bsampah pada tempatnya, menanam bunga dipekarangan rumah agar tampak indah dan dan terjaga kebersihannya. Hal ini sebenarnya bukan masuk dalam program pokok peserta SM-3T yang bertugas di mahaleta, namun kami secara langsung terjun dan mengajak secara langsung setiap jumat keliling kampung bersama warga untuk menyanyikan yel-yel jumat bersih. Program ini cukup berjalan dengan baik dan kondisi kebersihan lingkungan di desa Mahaleta sekarang jauh lebih baik dari pada sebelumnya
2)       Pembuatan Pagar dan Gapura
Khusus untuk ini kami bekerjsa sama langsung dengan pemerintah desa Mahaleta. Kebetulan kami mempunyai program yang sama. Dana yang digunakan adalah dari ADD desa mahaleta, sedangkan untuk bahan seperti kayu masyarakat masing-masing mempunyai pohon kelapa untuk dapat digunakan. Program ini digalakkan pada bulan februari dan sampai sekrang masing berjalan. Setiap malam petugas dari desa memberikan pengumuman kepada warga masyarakat untuk segera bekerja menyelesaikan pagar. Bentuk pagar yang kami inginkan hanya saqtu model menggunakan bahan kayu kelapa dan pohon bambu. Bahan ini sangat mudah diperoleh mengigat masyarakat desa mahaleta mempunyai kebun kelapa yang cukup banyak. Semoga program ini dapat berkembang dan berjalan terus.
Sedangkan untuk pembuatan gapura ini kami orang-orang tertentu yang bekerja, gapura ini sebenarnya kami buat juga untuk menyambut kedatangan Bupati untuk melantik kepala desa yang baru. Masa pengerjaan gapura ini kurang lebih satu bulan, dan sekarang gapura yang berdiri megah telah berdiri. Alasan pembuatan gapura ini antara lain, belum adanya gapura dari dahulu, gapura merupakan bangunan penting yang harus dimiliki oleh sebuah desa mengingat sebuah desa harus mempunyai ikon atau kebanggan yang dapat dijadikan lambang, sebagai wujud pintu masuk desa sehingga ketika orang dari penduduk lain datang maka dengan melewati gapura itu ia akan mengtahui ia sedang berada dimana sedangkan alasan lainnya adalah sebagai wujud seni, keindahan untuk mempercantik desa mahaleta.
5.       Faktor Pendukung
No
Jenis Kegiatan
Pelaksanaan

Pendidikan
Kemasyarakatan
Ya
Tidak
1
Penyusunan RPP


2
Penyusunan Bahan Ajar


3
Penyusunan Alat dan Media Pembelajaran


4
Penyusunan Asesmen


5
KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)



6
Pelaksanaan Layanan Bimbingan untuk Siswa yang Membutuhkan


7
Membantu Administrasi Sekolah


8
Ekstrakurikuler


9
Bimbingan Belajar


10

Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga

11

Pendidikan non Formal

12

Pembinaan kepemudaan

13

Kebersihan dan Pengelolaan lingkungan

Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa dari ke-13 program yang ada, yakni dari program pendidikan dan program kemasyarakatan, sepuluh program terlaksana dan tiga program tidak terlaksana. Dari ke sepuluh program tersebut di donimasi oleh program pendidikan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
c.          Guru SM-3T adalah guru yang ditugaskan untuk terjun di dunia pendidikan, sehingga hal yang menyangkut pendidikan adalah tugas guru.
d.         Sesuai SK Kepala Sekolah tentang Perubahan Pembagian Tugas Guru dalam Kegiatan Belajar Mengajar Tahun Pelajaran 2012-2013 No. 424/610/SMP/2012, 31 Oktober 2012. Sesuai dengan SK Kepala Sekolah tersebut, secara langsung guru dapat melaksanakan program-program pendidikan.
e.         Guru SM-3T merupakan bagian dari guru tetap dari SD Kristen Mahaleta kecamatan Mdona Hyera, sehingga guru SM-3T juga turut membantu dalam mengerjakan hal yang menyangkut administrasi sekolah.
f.          Guru SM-3T adalah guru baru bagi siswa SD Kristen Mahaleta kecamatan Mdona Hyera, sehingga kedatangan guru SM-3T sangat diterima baik oleh siswa.
g.         Semangat dalam belajar begitu tinggi, baik itu pada jam pelajaran di sekolah, bimbingan belajar, maupun ekstrakurikuler.
h.         Kedatangan guru SM-3T disambut baik oleh masyarakat Mahaleta, sehingga memudahkan guru SM-3T untuk bersosialisasi dengan masyarakat setempat dan anak-anak didik SMP Negeri 3 Mdona Hyera.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, guru SM-3T dapat melaksanakan program-program pendidikan.
6.       Kendala yang Dihadapi
Mengajar di daerah kepulauan merupakan tugas yang begitu menantang bagi guru SM-3T. Hal ini disebabkan oleh perbedaan latar belakang geografis, sosial, ekonomi, dan budaya antara guru SM-3T dan masyarakat setempat. Dari latar belakang tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
a.       Geografis
Secara geografis SD Kristen Mahaleta kecamatan Hyera terletak di kecamatan Mdona Hyera, kabupaten Maluku Barat Daya, provinsi Maluku. Tepatnya di pulau Sermata. Daerah ini merupakan daerah kepulauan, pulaunya kecil, belum terjamah oleh teknologi. Untuk menempuh dari desa ke desa harus berjalan kaki atau menggunakan motor laut, sedangkan transportasi antar pulau menggunakan kapal laut.
Dari kondisi inilah yang menyebabkan minimnya pengetahuan yang dimilki siswa. Fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh sekolah pun terbatas. Sehingga proses belajar mengajar sedikit terlambat, karena siswa secara penuh menggantungkan kepada guru. 
b.       Sosial
Masyarakat desa Mahaleta merupakan masyarakat yang bisa dikatakan memiliki tingkat kesejahteraan di bawah rata-rata, kemudian masyarakat pada umumnya  memiliki anak banyak. Hal inilah menyebabkan orangtua kurang memperhatikan pendidikan anak-anaknya. Orangtua hanya menyerahkan kepada para guru di sekolah. Padahal, pendidikan juga tidak terlepas dari peranan orangtua di rumah.
c.       Ekonomi
Sebagian besar masyarakat desa Mahaleta mayoritas adalah petani kebun. Hasil perkebunan sangat melimpah, namun hasil kebun tersebut tidak dapat dijual ke pasar, atau pemasok hasil pertanian. Hasil pertanian hanya dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari. Sedangkan pendidikan tidak terlepas dari biaya, untuk menunjang siswa belajar, siswa perlu perlengkapan belajar, seperti; kamus, pensil, buku, seragam, dll. Semua keperluan tersebut, semuanya membutuhkan uang untuk membelinya. Namun, melihat latar belakang ekonomi dari keluarga, siswa terlalu berat memenuhi kebutuhan tersebut. 
d.       Budaya
Indonesia terkenal dengan keanekaragaman budaya. Budaya yang dimiliki oleh masyarakat desa Mahaleta berbeda dengan budaya yang dimiliki oleh guru SM-3T. Masyarakat Mahaleta berbudaya Maluku, sedangkan guru SM-3T berbudaya Jawa. Hal yang paling tampak pada bahasa
7.       Solusi yang Ditempuh
Solusi dari kendala-kendala yang disebutkan di atas adalah:
a.       Guru SM-3T berusaha untuk menambah pengetahuan siswa dan masyarakat tentang informasi di dunia luar agar pengetahuan mereka tidak hanya terbatas pada Pulau sermata dan Maluku saja.
b.       Guru SM-3T harus membiasakan diri untuk selalu berjalan jauh untuk dapat berkoordinasi dengan teman-teman yang penematannya satu pulau.
c.       Guru SM-3T harus cepat beradaptasi dengan masyarakat baik secara kultur, adat istiadat dan kehidupan sehari-hari yang positif agar dapat memperlancar komunikasi dengan warga sekitar.
d.       Memberikan pengertian pada orang tua siswa tentang pentingnya pendidikan di dalam keluarga yang paling utama.
8.       Nilai-nilai Positif yang Dapat Dipetik (Lesson Learnt)
Nilai- nilai positif yang dapat kita dipetik adalah:
a.       Membantu kurangnya tenaga guru yang ada di daerah pelosok.
b.       Menambah semangat para pemuda untuk melakukan hal-hal positif.
c.       Membuka wawasan siswa, guru dan masyarakat tentang berbagai hal yang berkaitan dengan informasi dunia luar.
d.       Mempererat rasa persatuan diantara perbedaan yang ada.
e.       Menciptakan rasa damai dan toleransi yang tinggi antara perbedaan yang ada antara masyarakat dan guru SM-3T.
f.        Membentuk kareakter para guru SM-3T untuk menjadi calon-calon pendidik yang profesional yang berakhlak dan bermoral serta memahami banyak arti kehidupan.
g.       Membentuk para pemuda yang tangguh dan mencintai tanah air Indonesia.
h.       Tumbuhnya rasa kasih sayang, menghargai dan persaudaraan antar saudara sebangsa dengan latar belakang budaya, suku dan agama yang berbeda namun dapat berjalan beriringan dengan damai dan penuh kasih sayang.
BAB V
PENUTUP
a.       Kesimpulan
Dari beberapa bulan pertama tugas di salah satu tempat pelosok negeri dengan latar budaya, adat istiadat dan agama yang berbeda kami membutuhkan beberapa watu untuk beradaptasi dengan kehidupan masyarakat. Namun hal tersebut bukan menjadi hal yang sulit karena masyarakat di Maluku khususnya Kecamatan Mdona Hyera sangat menyambut kehadiran kami dengan baik, sehingga dapat membantu proses adaptasi kami. Dan beberapa program baik di lingkungan sekolah dan masyarakat juga dapat terlaksana dengan baik. Beberapa kegiatan juga membutuhkan kerjasama antara guru SM-3T dan para pemuda serta masyarakat, sehingga menambah keakraban kami dengan masyarakat sekitar.
Medan yang sulit juga tidak menghalangi berbagai kegiatan yang kami programkan. Karena para guru SM-3T sudah siap dengan berbagai keadaan dan kemungkinan yang ada di tempat tugas. Begitu juga dengan sulitnya sarana transportasi dan komunikasi. Guru SM-3T telah terbiasa dan tidak terpengaruh oleh segala sarana dan prasarana yang terbatas. Karena “Tidak ada rotan, akar pun jadi”.
Meskipun ada beberapa kebudayaan masyarakat yang kurang sesuai dengan kebudayaan para guru SM-3T, namun masih dapat diatasi dengan baik karena masyarakat juga menghargai dan kami saling bertoleransi atas beberapa perbedaan dari kami. Karena sambutan masyarakat dengan adanya guru SM-3T yang hadir di antara mereka sangat amat baik.
b.       Saran
Kehadiran guru SM-3T disambut dengan sangat baik oleh masyarakat. Kecamatan Mdona Hyera adalah Kecamatan yang paling tertinggal di Kabupaten Maluku Barat Daya dan berbatasan langsung dengan benua Australia. Dengan kondisi geografis yang paling berbatasan langsung dengan negara lain, dan keadaan yang bisa dikatakan masih sangat tertinggal, membuat Kecamatan Mdona Hyera menjadi salah satu daerah sasaran yang sangat perlu diperhatikan.
Masih banyak beberapa desa yang belum mendapat tenaga guru SM-3T. Sedangkan mereka sangat membutuhkan adanya tenaga tambahan yang bukan hanya membantu para guru yang ada untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah, namun juga berperan aktif dalam masyarakat untuk menciptakan semangat dalam diri saudara kita yang ada dipelosok untuk terus maju. Dan menunjukkan pada mereka jika masih banyak saudara sebangsa yang peduli akan masa depan mereka, masa depan bangsa ini, dan masa depan kita bersama.
Oleh karena itu, masyarakat selalu mengharap agar guru SM-3T akan selalu hadir dan bisa bertambah lagi. Bahkan bagi masyarakat waktu satu tahun adalah waktu yang sangat singkat untuk hidup berdampingan dengan para guru SM-3T.
Bagi mereka kehadiran para guru SM-3T bukan sekedar bertambahnya guru di sekolah mereka. Tapi juga kehadiran guru SM-3T di tengah-tengah mereka berarti sebagai harapan, warna baru dan semangat dalam hidup mereka.  Dengan demikian maka alangkah baiknya jika guru SM-3T yang ditugaskan di Kecamatan Mdona Hyera jumlahnya ditambah untuk tahun berikutnya sebagai jawaban dari harapan masyarakat yang mengharapkan, membutuhkan dan menanti kehadiran pada pemuda yang peduli akan bangsa ini di tengah-tengah mereka.