tanah maluku......
dian cubby adventure
Kamis, 27 Juli 2017
Senin, 21 November 2016
kenangan di tanah kalwedo
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Indonesia adalah negara yang luas dan
heterogen, baik secara geografis maupun secara sosiokultural. Apalagi negara
Indonesia adalah negara yang berkepulauan, negera yang terdiri dari banyak
pulau-pulau mengakibatkan setiap pulau memiliki karakteristik satu dengan yang
lainnya. Begitu juga dalam hal pendidikan. Dewasa ini, pada beberapa wilayah
penyelenggara pendidikan masih terdapat berbagai permasalahan, terutama pada
daerah yang tergolong terdepan, terluar, dan tertinggal (daerah 3T).
Permasalahan penyelenggara pendidikan,
utamanya di daerah 3T antara lain: (1) permasalaha pendidik; seperti kekurangan
jumlah guru (Shortage), distribusi
tidak seimbang (unbalanced distribution),
kualifikasi di bawah standar (under
qualification), kurang kompeten (low
competencies), dan ketidaksesuaian antara kualifikasi pendidikan dengan
bidang yang di ampu (mismatched). (2)
penyelenggaraan pendidikan yakni, angka putus sekolah relatif tinggi dan
partisipasi sekolah rendah.
Untuk mengatasi permasalahan di atas,
peningkatan mutu pendidikan di daerah 3T perlu di kelola secara khusus. Agar
daerah 3T sebagai bagian dari negara Kesatuan Republik Indonesia dapat segera
maju bersama sejajar dengan daerah lain yang ada di Indonesia. Mengingat daerah
3T memiliki peran strategis dalam memperkokoh
ketahanan nasional dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga
mendapat perhatian lebih dari Kementrian Pendidikan Nasional.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
memiliki salah satu kebijakan untuk percepatan pembangunan pendidikan di daerah
3T, yakni program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia. Program ini meliputi (1)
Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi dengan Kewenangan Tambahan (PPGT),
(2) Program Sarjana Mendidik di daerah 3T (SM- 3T), dan (3) Program Pendidikan
Profesi Guru Terintegrasi Kolaboratif (PPGT Kolaboratif). Program-program
tersebut merupakan sebagian jawaban untuk mengatasi berbagai permasalahan
pendidikan di daerah 3T.
Salah satu program Maju Bersama
Mencerdaskan Indonesia adalah (SM- 3T). Program ini ditujukan kepada para
Sarjana Pendidikan yang belum bertugas sebagai guru, untuk ditugaskan selama
satu tahun di daerah 3T. Program SM-3T
dimaksudkan untuk membantu mengatasi kekurangan guru, sekaligus mempersiapkan
calon guru profesional yang tangguh, mandiri, dan memiliki sikap peduli
terhadap sesama, serta memiliki jiwa untuk mencerdaskan anak bangsa, agar dapat
maju bersama mencapai cita-cita luhur seperti yang diamanatkan oleh para
pendiri bangsa Indonesia.
B. Pengertian
Program
SM-3T adalah program pengabdian sarjana pendidikan untuk berpartisipasi dalam
percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T selama satu tahun sebagai
penyiapan pendidik profesional yang akan dilanjutkan dengan Program Pendidikan
Profesi Guru.
C. Tujuan
1)
Membantu
daerah 3T dalam mengatasi permasalahan pendidikan terutama kekurangan tenaga
pendidik.
2)
Memberikan
pengalaman pengabdian kepada sarjana pendidikan sehingga terbentuk sikap
profesional, cinta tanah air, bela negara, peduli, empati, terampil memecahkan
masalah kependidikan, dan bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa, serta
memiliki jiwa ketahanmalangan dalam mengembangkan pendidikan pada daerahdaerah
yang tergolong 3T.
3)
Menyiapkan
calon pendidik yang memiliki jiwa keterpanggilan untuk mengabdikan dirinya
sebagai pendidik profesional pada daerah 3T.
4)
Mempersiapkan
calon pendidik profesional sebelum mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru
(PPG).
D. Ruang
Lingkup SM-3T
1)
Melaksanakan
tugas pembelajaran pada satuan pendidikan sesuai dengan bidang keahlian dan
tuntutan kondisi setempat.
2)
Mendorong
kegiatan inovasi pembelajaran di sekolah.
3)
Melakukan
kegiatan ekstrakurikuler.
4)
Membantu
tugas-tugas yang terkait dengan manajemen pendidikandi sekolah.
5)
Melakukan
tugas sosial dan pemberdayaan masyarakat untukmendukung program pembangunan
pendidikan dan kebudayaan didaerah 3T.
E. Landasan
Yuridis
1)
UU
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2)
UU
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3)
PP
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
4)
PP
Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
5)
Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
6)
Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.
7)
Permendiknas
Nomor 8 Tahun 2009 tentang Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan.
8)
Permendiknas
Nomor 9 Tahun 2010 tentang Program Pendidikan Profesi Guru bagi Guru Dalam
Jabatan. Kepmendiknas Nomor 126/P/2010 tentang Penetapan LPTK Penyelenggara PPG
bagi Guru Dalam Jabatan.
9)
Keputusan
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 64/DIKTI/Kep/2011 tentang Penetapan
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Penyelenggara Rintisan Program
Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi (Berkewenangan Ganda).
F. Waktu
Pelaksana
Program (SM-3T) dilaksanakan selama 1 tahun di daerah
sasaran yakni pada bulan Oktober 2012 – September 2013.
BAB II
KONDISI OBJEK DAERAH SASARAN
A. Kondisi
Geografis
1. Batas
Wilayah
Desa Mahaleta
merupakan salah satu desa yang berada di
kabupaten Maluku Barat Daya, Kecamatan Mdona Hyera dan terletak di Pulau
Sermata. Desa Mahaleta sendiri terletak di bagian utara pulau Sermata dimana
secara garis besar dapat di gambarkan sebagai berikut :
1.
Bagian barat berbatasan dengan desa
Melano
2.
Bagian Timur berbatasan dengan desa
Romdara
3.
Di bagian utara berbatasan dengan Laut
Banda
4.
Di bagian selatan berbatasan dengan
gunung dan desa lelang
2. Iklim
Seperti halnya dengan
daerah-daerah di daratan Maluku, terlebih Maluku bagian tenggara lainnya. Kawasan
desa Mahaleta juga beriklim tropis yang
memiliki dua musim, yakni musim penghujan dan musim kemarau. Namun, masyarakat
desa Mahaleta lebih sering menyebutkan musim barat dan musim timur. Musim barat
terjadi antara bulan Desember sampai dengan April yang dipengaruhi dengan
kondisi laut, sedangkan musim timur terjadi pada bulan Mei-Oktober. Musim barat
terjadi karena bertiupnya angin dari barat menuju ke arah timur yang ditandai
dengan ombak kencang di tepi pantai. Secara geografis musimbarat ini disebabkan
oleh angin dari benua pasifik yang membawa uap air ke daratan Indonesia
sehingga menyebabkan musim hujan/musim barat. Sementara musim timur ditandai
oleh bertiupnya angin timur menuju barat. Secara geografis disebabkan oleh
bertiupnya angin dari daratan Australia menuju daratan Indonesia dengan membawa
angin yang panas.
Musim di kawasan
pulau sermata bisa dikatan kurang bersahabat. Desa Mahaleta memiliki bentang
alam yang berupa daratan dan lautan. Ketika musim barat angin sangat kencang
dan hujan turun dengan kapasitas tinggi. Ini dipengaruhi oleh daratan yang
langsung berbatasan dengan laut lepas. Begitu juga sebaliknya, ketika musim
timur cuaca yang terjadi di desa Mahaleta sangat panas yang disebabkan oleh uap
air garam yang menuju kedaratan.
3. Kondisi Alam
Secara garis besar pulau Sermata terdiri
dari lautan dan daratan. Berikut perincianya:
a.
Lautan
Desa Mahaleta berbatasan
langsung dengan bentangan laut luas yaitu lat Banda. Kondisi laut di desa Mahaleta
masih sangat alami, belum tereksploitasi oleh manusia. Karena masyarakat masih
menggunakan alat-alat tradisional dalam melaksanakan kegiatan perlautan baik
mencari ikan atauhanya sekedar budidaya rumpur laut. Kerena sikap inilah,
sehingga ikan-ikan yang hidup di bawah laut dan terumbu karang dapat hidup
secara alami. Kealamian dari laut pun terlihat di pesisir pantai. Pantai yang
membentang dari ujung barat sampai ujung timurpun masih terlihat bersih.
b.
Daratan
Selain berbatasan
dengan lautan, desa Mahaleta juga berbatasan dengan pegunungan. Pegunungan yang
ada di Desa Mahaleta disebut dengan pegunungan Lelang . Tingginya kurang lebih
mencapai 1200 m dpl. Kondisi pegunungan di desa Mahaleta dikatakan masih asri,
dikarenakan masih rimbunnya pepohonan. Pegunungan ini juga dimanfaatkan warga
untuk berkebun.
B. Kondisi
Demografis
Secara
etimologi Demografi diartikan sebagai ilmu tentang susunan, jumlah, dan
perkembangan penduduk. Dari pengetian tersebut kondisi demografi Masyarakat
desa Mahaletadapat dirinci sebagai berikut:
1.
Kondisi
penduduk
Susunan
penduduk desa Mahaleta dipengaruhi oleh adanya
sistem keluarga dan keturunan yang disebut dengan faham. Masing-masing faham
mempunyai marga yang berbeda-beda. Marga adalah silsilah keluarga yang diambil
dari garis keturunan ayah. Di desa Mahaleta terdapat kurang lebih lima sapai
delapan marga, diantaranya: Leklora Romoda, Lodwala, Abia Agoha, Turwewy,
Marpay dan pay. Semua jenis keturunan marga itu lahir secara turun temurun dan
akan terus disandang oleh generasi penerus, sehingga sistem faham tersebut
tidak akan hilang.
2.
Jumlah
penduduk
Data
jumlah jiwa yang tercatat pada antor balai desa Mahaleta tercatat terdapat
kurang lebih 700 jiwa. Jumlah tersebut belum dipengaruhi oleh jumlah kelahiran,
kematian, dan perkawinan. Tingkat kelahiran yang terjadi di desa
Mahaleta bisa dikatakan cukup tinggi. Angka perbandingan 10:1, dalam artian
dalam kurun waktu satu tahun terdapat 10 bayi yang lahir dan 1 meninggal. Untuk
Tingkat kematian yang terjadi di desa Mahaleta dapat dikatakan rendah. Angka
perbandingan 1 : 10 dengan angka kelahiran. Angka kematian ini dipengaruhi oleh
dua faktor; pertama, terjadi pada usia lanjut yang disebabkan oleh penyakit-penyakit
yang dialami orang yang sudah tua; kedua, disebabkan oleh wabah penyakit.
Misalnya, adanya wabah malaria menyebabkan angka kematian meningkat, Sedangkan Perkawinan
adalah suatu ikatan yang dilakukan antara laki-laki dan perempuan untuk membina
sebuah rumah tangga. Perkawinan yang ada di desa Mahaleta dalam kurun waktu
satu tahun terjadi cukup banyak. Kurang lebih terjadi 5 perkawinan yang sudah
dilakukan secara adat, agama, maupun di negara. Sebagian besar perkawinan
antara laki-laki dan perempuan di pulau Luang Sermata. Perkawinan inilah yang
mempengaruhi keluar masuknya laki-laki.
C. Kondisi
Sosial, Ekonomi, dan Budaya
1.
Kondisi
Sosial
Kondisi sosial adalah kondisi
kemasyarakatan yang menyangkut nilai-nilai, sikap, perilaku yang terdapat dalam
masyarakat. Kondisi sosial masyarakat Mahaleta dapat dilihat dari segi:
a.
Kesejahteraan
Penduduk
Beberapa pendapat mengatakan bahwa s ebuah
desa dikatakan sejahtera jika desa tersebut dapat memakmurkan setiap anggota
masyarakatnya. Jika dilihat secara kasat mata, masyarakat desa mahaleta masih
memiliki tingkat kesejahteraan di bawah rata-rata. Hal ini dapat dilihat dari
perbandingan antara pengusaha, pegawai, dan petani masih sangat jauh sekali.
Dari 78 KK, terdapat 1,14% pengusaha, 4% pegawai (asli dan pendatang), 10%
perangkat desa, dan 84,86% petani.
Berdasar data di atas, mayoritas
masyarakat Mahaleta mata pencahariannya sebagai petani. Hasil pertanian di desa
Mahaleta sangat melimpah, dikarenakan tanah di desa Mahaleta sangat subur. Namun,
hasil dari pertanian tersebut tidak dapat di perjualbelikan seperti yang lazim
dilakukan pada masyarakat perdesaan yang sudah maju. Hal ini dipengaruhi tidak
adanya sebuah tempat untuk memperjualbelikan hasil pertanian. Sehingga hasil
pertanian hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja.
b.
Kesehatan
Penduduk
Kesehatan merupakan salah-satu faktor yang mempengaruhi tingkat
sosial masyarakat. semakin baik tingkat kesehatan suatu masyarakat semakin baik
pula sistem sosialnya. Kesehatan ini bisa ditentukan oleh beberapa faktor,
antara lain adalah gizi, gizi merupakan makanan pokok yang diperlukan bagi
kesehatan badan. Untuk memenuhi gizi yang seimbang, manusia harus memenuhi
empat sehat lima sempurna. Empat sehat lima sempurna diantaranya; karbohidrat,
protein, vitamin, mineral, lemak, dan air. Karbohidrat diperoleh dari nasi,
singkong, jagung, dan pisang. Protein diperoleh dari susu, telur, kacang,
kedelai dan ikan. Vitamin diperoleh dari sayur-mayur dan buah-buahan. Mineral
diperoleh dari sayuran, buah, daging, ikan, dsb. Lemak diperoleh dari daging
hewan. Dan air berasal dari mata air atau sumber dan makanan yang mengandung
air. Diantara jenis makanan yang telah disebutkan di atas, jenis makanan yang
paling banyak ditemukan di desa Mahaleta antara lain jagung, singkong, pisang,
daun kasbi, daun pepaya, dan ikan. Sehingga asupan gizi yang diperoleh
masyarakat Mahaleta hanya terbatas untuk memenuhi karbohidrat dan protein.
Sementara untuk memenuhi asupan gizi yang lainnya masih sangat kurang bahkan
tidak ada. Jenis-jenis makanan yang tertera di atas sangat minim jumlahnya,
sehingga untuk memenuhi empat sehat lima sempurnya sangat sulit.
Akibat dari minimnya asupan gizi yang
dapat diperoleh oleh masyarakat, hal ini berakibat pada kesehatan, sehingga beberapa
penyakit yang timbul. Diantaranya; (1) gizi buruk, (2) muntaber, (3) malaria,
(4) demam.
Pada tahun 2012 telah tercatat enam
balita yang mengalami gizi buruk. Penanggulangannya dengan cara diberi kacang
hijau, susu, dan gula yang diberikan oleh posyandu. Sementara posyandu sendiri
melakukan penimbangan bayi masih dibilang kurang. Karena posyandu melakukan
penimbangan selama dua bulan sekali.
2.
Kondisi
Ekonomi
Perekonomian merupakan pokok denytu
nadi sebuah masayarakat. Dengan berjalannya roda ekonomi maka dapat dilihat
sejauh mana kualitas kehidupan manusia itu dari segi ekonomi. Kondisi ekonomi
yang dimiki masyarakat desa Mahaleta tergolong bawah rata-rata. Hampir sebagian besar
masyarakat sebagai petan, sementara nelayan sebagai pekerjaan sampingan.
Masyarakat masih memanfaatkan sumber daya alam yang ada, yakni perkebunan yang
ada di darat dan di gunung. Hasil pertanian tersebut belum diolah secara
maksimal, mereka hanya memanfaatkan sebagai bahan pangan saja. Yang dihasilkan
dari pertanian yakni, jagung dan kasbi
(singkong). Hasil pertanian inilah yang digunakan sebagai makanan pokok.
Hasil dari kebun tidak dijual kepada
orang lain melainkan untuk dikonsumsi sendiri, sehingga tidak ada pemasukan
berupa uang bagi mereka. Hal ini juga disebabkan oleh murahnya harga dari hasil
pertanian, sehingga masyarakat enggan untuk menjual kepada orang lain.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
atau hanya sekedar makan, mahaleta lebih banyak memanfaatkan kekayaan alam dari laut yakni
ikan laut dan sejenisnya. Ikan yang ada di mahaleta bisa dikatakan sangat
banyak, hampir setiap hari orang laki-laki pergi mencari ikan. Pekerjaan ini
mereka lakukan ketika waktu senggang atau setelah dari kebun. Ikan-ikan yang
mereka tangkap hanya untuk dikonsumsi sendiri, terkadang juga dibagikan kepada
tetangga, sehingga tidak ada pemasukan dari hasil laut.
3.
Kondisi
Budaya
Bentuk budaya ada dua yakni bentuk
fisik dan non fisik. Bentuk fisik menyangkut mode pakaian, bentuk rumah,
perlengkapan rumah dan lain sebagainya. Sedangkan bentuk non fisik menyangkut
adat, sistem kepercayaan, dan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat. Masing-masing
daerah memiliki budaya sendiri, termasuk desa Elo. Dilihat dari bentuk fisik
dan non fisik, budaya yang dimiliki desa mahaletaadalah sebagai berikut:
1)
Bentuk
fisik
a)
Mode
pakaian
Mode dapat diartikan sebagai ragam
bentuk dari suatu benda tertentu, dalam hal ini adalah pakaian. Mode pakaian
yang dimilki olah masyarakat Mahaleta terdapat 3 jenis, diantaranya; (1)
pakaian sehari-hari, (pakaian gereja), dan (3) pakaian adat.
Pertama, pakaian sehari-hari yang digunakan
oleh masyarakat desa mahaleta masih sangat sederhana. Hal ini disebabkan oleh
keseharian yang mereka kerjakan. Mulai dari anak-anak yang memiliki kebiasaan
bermain di pantai, sehingga tidak begitu memperhatikan penampilan. Selanjutnya
adalah remaja, remaja terbagi atas perempuan dan laki-laki. Perempuan aktif di
dapur sementara laki-laki aktif di laut, sehingga penampilan bukan yang utama.
Yang terakhir adalah kaum orang tua, pekerjaan orang tua setiap hari adalah
berkebun, sehingga pakaian yang digunakan setiap hari hanyalah pakaian sedanya.
Kedua, selaian pakaian sehari-hari yang
mereka gunakan adalah pakaian gereja. Yang dimaksud dengan pakaian gereja
adalah pakaian yang digunakan ketika pergi atau beribadah di digereja. Pakain
gereja ini berbanding terbalik dengan pakaian sehari-hari. Pakaian yang mereka
gunakan sangat rapi, bersih, dan mewah. Sesuai dengan ajarah yang diperintahkan
agama, ketika menghadap Tuhan harus bersih dan rapi. Hal inilah yang dipegang
teguh masyarakat Mahaleta sebagai umat bergama yang patuh terhadap Tuhannya.
Ketiga, yakni berupa bakaian adat. Pakaian
adat ini digunakan pada waktu tertentu saja. Misalnya pada acara perkawinan,
sepasang suami istri wajib menggunakan pakaian adat.
b)
Bentuk
rumah
Rumah merupakan tempat berlindung
manusia dari panas dan dingin. Secara fisik, bentuk rumah masyarakat Mahaletaterdiri
dari dua bagian. Yakni, bagian rumah utuh yang terdiri dari ruang tamu, kamar
tidur, ruang makan, dan ruang bersantai. Bagian yang kedua berupa dapur dan
peralatannya. Bangunan rumah utuh ini sudah terbuat dari tembok, karena pasir
dan batu tersedia secara bebas di alam, sehingga masyarakat mudah untuk
mengambilnya, sementara atap dari rumah menggunakan asbes. Karena desa Mahaleta
dekat dengan pantai, jika menggunakan seng akan mudah berkarat. Sedangkan
bagian dapur terbuat dari pohon bambu yang dibilah lalu dipipihkan dan atapnya
terbuat dari daun kelapa.
2)
Bentuk
non fisik
a)
Upacara
adat
Upacara adalah rangkaian tindakan atau
perbuatan yang terikat pada aturan tertentu menurut adat atau agama. Upacara
adat yang sering dilakukan masyarakat desa Mahaleta yakni upacara adat
perkawinan. Perkawinan adat ini salah satu bagian yang dapat mengesahkan
laki-laki dan perempuan menjadi suami istri, dan yang mengesahkan adalah bapak
kepala desa setempat yakni kepala desa Mahaleta. Proses perkawinan adat ini
dilakukan di rumah bujang atau rumah dimana perempuan selama bujang itu
tinggal. Ketika menikah kedua mempelai menggunakan kain adat yang bernama Lawar.
Hal yang menarik dari perkawinan adat
di desa mahaleta adalah minuman sopi dan tembakau. Dimana keluarga perempuan
ketika menyambut kedatangan dari keluarga laki-laki dengan menyguhkan minuman
sopi dan tembakau. Menurut pejabat kepala desa mahaleta, tembakau melambangkan
kebersamaan dan sopi melambangkan menyatu. Sehingga dapat diartikan menyatu
dalam kebersamaan. Semua yang ada atau hadir dalam dalam pesta perkawinan adat
harus minum sopi dan menghisap tembakau. Baik perempuan maupun laki-laki
(perempuan hanya meminum sopi). Dan lebih menariknya lagi, sopi juga digunakan
ketika ikrar perkawinan. Yaitu, ketika pejabat kepala desa membacakan surat
pernyataan perkawinan antara kedua mempelai sembari menuangkan sopi dikedua
tangan mempelai yang saling bergandeng tangan.
Tidak hanya itu saja, setelah surat
pernyataan dibacakan kedua mempelai menyuguhkan sopi dan tembakau kepada tamu
undangan, kemudian dilanjut dengan acara makan-makan. Acara ini juga menarik
perhatian bagi yang baru melihatnya. Yakni disuguhkan berbagai hidangan di atas
meja. Dan menariknya lagi, ketika makan tidak cukup hanya satu kali, melainkan
beberapa kali, bahkan sampai 6 kali berturut-turut.
b)
Hukum
adat
Hukum adat yaitu peraturan atau adat yang
secara resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah
setempat.Kawasan luwang sermata merupakan kawasan adat yang masih aktif dan
berpegang teguh pada adat. Terlebih kepercayaan para nenek moyang juga masih
terdapat di kawasan luwang sermata. Kawasan ini juga termasuk desa
mahalaeta,karena mahaleta salah satu
desa yang masih memegang kuat hukum adat. Di bawah ini yang termasuk
perkara-perkara yang ditangani dengan hukum adat, diantaranya: 1) Perceraian,
Jika perceraian terjadi karena
salah-satu diantara pasangan yang menyeleweng, maka denda ditanggungkan pada
yang bersangkutan antara lain sebagai berikut, Emas bulan dua buah (harta
benda), Sopi satu gen abu-abu (35 liter), Babi dua ekor (100 kg), Beras satu
karung 50 kg, Rokok satu sloft + tembakau dua dos, Uang meja Rp 1.000.000. 2) Perselingkuhan,Setiap masyarakat yang berselingkuh akan mendapatkan
sebuah denda. Denda ini akan dibedakan sesuai dengan pengakuan si pelaku. Jika
korban peselingkuhan mengaku kepada
keluarga maka denda akan di tanggung oleh pelaku. Jika masing-masing baik
korban maupun pelaku tidak memberi tahu keluarga, kabar perselingkuhan di dapat
dari orang lain maka denda ditanggung oleh kedua belah pihak. Besarnya denda
sama dengan denda perceraian. 3) Perkelahian,
Setiap masyarakat yang berkelahi dengan pemimpin desa, pemimpin Soa/RT,
pemimpin Marga/RW akan di denda dengan bayar adat yakni bayar denda sama dengan
denda perceraian dan perselingkuhan.
c)
Adat
Istiadat
Sudah kita ketahui bersama bahawa adat
istiadat adalah kebiasaan yang sudah ada
dari dulu. Adat istiadat yang dimiliki oleh masyarakat desa Mahaleta
diantaranya : 1) Gotong Royong, Gotong
royong merupakan kerja yang dilakukan secara bersama-sama untuk meringankan
beban satu sama lainnya. Budaya gotong royong inilah yang masih tertanam kuat
di jiwa masyarakat desa Mahaleta. gotong royong dibedakan menjadi dua, yakni
gotong royong di setiap marga masing-masing dan gotong royong di lokasi umum.
Salah satu contoh gotong royong yang dilakukan di setiap marga masing-masing
adalah otong royong dalam hal memperbaiki rumah. Dalam memperbaiki rumah
tersebut setiap anggota marga wajib membantunya.
2) Mimum
sopi, Minum sopi adalah salah satu kebiasaan yang dimiliki masyarakat desa mahaleta
Sopi melambangkan sebuah alat pemersatu semua orang. Baik itu perempuan maupun
laki-laki dapat meminum sopi. Sehingga setiap ada tamu yang datang, suguhan
yang pertama diberikan adalah sopi. Begitu cara mereka menghormati sebuah
tamu.Minuman sopi juga selalu hadir dalam sebuah perayaan pesta, baik itu pesta
perkawinan, syukuran, penyambutan tamu, bahkan rapat desa pun sopi ada
ditengah-tengah mereka.
3)
Salam Kalwedo, Kalwedo
merupakan sebuah salam khas masyarakat Maluku Barat Daya. Pada zaman nenek
moyang dulu, salam kalwedo ini kerap digunakan untuk salin menyapa antar
sesama. Salam kalwedo sebagai ganti salam-salam yang digunakan pada masyarakat
pada umumnya, seperti; selamat pagi, selamat siang, selamat malam,
assalamualaikum, salam sejahterah, dsb. Masyarakat desa Mahaleta akan terasa
senang jika ada seseorang yang mengucapkan salam Kalwedo ini ketimbang
salam-salam lainnya. Salam Kalwedo ini dirasa lebih akrab dan menyatu kepada
semua unsur. Salam kalwedo juga digunakan untuk memulai kegiatan dan mengakhiri
kegiatan.
d)
Agama
Keberadaan masyarakat desa mahaleta
termasuk kedalam General down religion
atau dapat kita sebut masyarakat yang mempunyai pemahaman agama kurang. Secara
umum kita dapat melihat dari segala bentuk tingkah laku yang terjadi di
masyarakat yang kurang mencerminkan ajaran-ajaran agama. Masyrakat lebih
percaya pada kekuatan-kekuatan yang timbul dari roh atau hal-hal lain yang
dapat mereka jumpai. Secara garis besar masyarakat mahaleta adalah penganut
ajaran protestan, namun kesadaran untuk beribadah dan mengikuti
pergumulan-pergumulan kurang mendapat perhatian yang serius dari masyarakat
setempat.
Di desa Mahaleta terdapat satu buah
gereja yang bernama Gereja Peniel. Di gereja ini masyarakat melaksanakan ibadah
dan melakukan pendidikan iman untuk anak-anak. Pembinaan dan pendidikan iman di
bawah pimpinan pendeta. Kegiatan-kegitan untuk pembinaan anak-anak didik dapat
dilihat mulai bergeliat dengan adanya sekolah minggu pemberkatan injil atau
SMTPI.
4.
Kondisi
Pendidikan
Kondisi pendidikan di Mahaleta tidak
jauh berbeda dengan kondisi sekolah yang berada di kecamatan Mdona Hyera. terdapat tiga sekolah yakniTK Melati, SD
Kristen Mahaleta dan SMP Jarak Jauh Maro yang merupakan sekolah filial dari SMP
N Luwang Timur. Ketiga sarana pendidikan ini sudah berdiri dan saling menopang
satu dengan yang lainnya. Sarana pendidikan formal ini menampung siswa yang
berasal dari desa Mahaleta dan Romdara.Terlebih untuk SD Kristen Mahaleta
merupakan salah satu sekolah tertua yang ada di lingkup kecamatan Mdona Hyera.
Sekolah ini adalah hasil rintisan para orang-orang terdahulu yang sampai saat
ini masih dapat berdiri tegak dan semakin mantap menatap masa depan siswa-siswi
dari kedua kampung tersebut. Sekolah yang bercorak kristen protestan itu
sekarang sudah berbenah dan mulai berkembang menjadi sekolah maju dengan segala
peningkatan sarana dan prasarna yang ada.
Berikut data lengkap tentang SD Kristen
Mahaleta:
a.
Identitas
Sekolah
i.
Nama
Sekolah :
SD Kristen Mahaleta
Jenis Selokah :
Yayasan
NSS :
102210306033
Izin Operasional :
Luas Tanah :
10.000 m2
Alamat Sekolah :
Mahaleta
Kecamatan :
Mdona Hyera
Kabupaten :
Maluku Barat Daya
Provinsi :
Maluku
ii.
Kepala
Sekolah
Nama Lengkap :
Johand.A.M Mahaleta
NIP :
196204031987121003
Tempat, tanggal Lahir:
Status Kepegawaian :
PNS
Pendidikan Terakhir :
PGSLP
Jurusan :
Bahasa Indonesia
iii.
Ketua
Komite
Nama :
Yohanis Menora
Alamat :
Desa Romdara
b.
Data
Siswa
Data Siswa SD Kristen Mahaleta
kelas
|
Banyak rombel
|
Laki-laki
|
wanita
|
jumlah
|
I
|
1
|
|
|
|
II
|
1
|
|
|
|
III
|
1
|
|
|
|
IV
|
1
|
|
|
|
V
|
1
|
|
|
|
VI
|
1
|
|
|
|
c.
Data
Guru dan Karyawan
Guru
No
|
Nama Guru
|
Pendidikan
|
Status
|
1
|
Johand. A.M Lakburlawal
|
PGSLP
|
PNS
|
2
|
Hermelina Pay, AM.Pd
|
PGSD
|
Honor Daerah
|
3
|
Modesta Oratmangun
|
PGSLP
|
PNS
|
4
|
Nanda Okkyanti, S.Pd.
|
PGSD
|
Honor Pusat
|
5
|
Markus Marpay
|
PGAKP
|
PNS
|
6
|
Muhammad Junaidi,S.Pd
|
PGSD
|
Honor Pusat
|
7
|
Hanok Leklora
|
PGSD
|
PNS
|
8
|
Gerson Lodwakla
|
PGAKP
|
PNS
|
9
|
Junus Woriwun
|
PGAKP
|
Honor Daerah
|
Karyawan
No
|
Nama
Karyawan
|
Pendidikan
|
Status/PNS/GTT/Honorer
|
Tidak Ada
|
d.
Sarana
dan Prasarana
No
|
Fasilitas
|
Jumlah
|
Kualitas
|
1
|
Ruang kelas
|
6 ruang
|
Baik
|
2
|
Lab
|
-
|
Tidak ada
|
3
|
Lapangan
|
Volly
|
Sederhana
|
4
|
Kamar mandi
|
2
|
Sederhana
|
5
|
Perpustakaan
|
1
|
Baik
|
6
|
Ruang Guru
|
1
|
Baik
|
7
|
Gudang
|
1
|
sederhana
|
BAB III
PROGRAM KERJA
A. Bidang
Pendidikan
SK Kepala Sekolah tentang Perubahan
Pembagian Tugas Guru dalam Kegiatan Belajar Mengajar Tahun Pelajaran 2012-2013
No. 424/610/SMP/2012, 31 Oktober 2012.
NO.
URUT
|
NAMA/NIP
|
JABATAN
GURU
|
JENIS
GURU
|
TUGAS
MENGAJAR
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
01
|
Johand.A.M.Lakburlawal
|
KEPSEK
|
|
|
02
|
Hermelina
Pay, AM.Pd
|
GURU
|
G.KELAS
|
KELAS I
|
03
|
Modesta
Oratmangun
|
GURU
|
G.KELAS
|
KELAS II
|
04
|
Nanda
Okkyanti, S.Pd.
|
GURU
|
G.KELAS
|
KELAS III
|
05
|
Markus
Marpay
|
GURU
|
G.KELAS
|
KELAS IV
|
06
|
M.
Junaidi, S.Pd
|
GURU
|
G.KELAS
|
KELAS V
|
07
|
Hanok
Leklora
|
GURU
|
G.KELAS
|
KELAS VI
|
08
|
Gerson
Lodwakla
|
GURU
|
B.STUDY
|
PENJASKES
|
09
|
Junus
Woriwun
|
GURU
|
AGAMA
|
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala
Sekolah di atas, maka Guru yang memiliki beban mengajar terhadap masing-masing
mata pelajaran harus menyiapkan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) diantaranya;
1.
Penyusunan
RPP
No
|
Jenis RPP
|
Keterangan
|
1
|
Bahasa Indonesia, Matematika, IPA,
IPS dan PKN
|
|
|
|
|
2.
Penyusunan
Bahan Ajar
No
|
Jenis Bahan Ajar
|
Keterangan
|
1
|
Diambil dari buku paket, LKS
,lingkungan sekitar
|
|
|
|
|
3.
Penyusunan
alat dan media pembelajaran
No
|
Jenis Alat dan Media
|
Keterangan
|
1
|
Lembar Penilaian, Produk lisan dan
Tulis, tugas Akhir
|
|
|
|
|
4.
Penyusunan
Asesmen
No
|
Jenis Asesmen
|
Keterangan
|
1
|
Produk tulis, Lisan, tugas akhir
|
|
|
|
|
5.
KBM
(Kegiatan Belajar Mengajar)
Berikut
jadwal pelajaran kelas III SD Kristen Mahaleta.
NO
|
PUKUL
|
SENIN
|
SELASA
|
RABU
|
1
|
07.30
- 08.05
|
UPACARA
|
MATEMATIKA
|
IPA
|
2
|
08.05
- 08.40
|
MATEMATIKA
|
MATEMATIKA
|
IPA
|
3
|
08.40
- 09.15
|
MATEMATIKA
|
MATEMATIKA
|
IPA
|
4
|
09.15
- 09.30
|
MATEMATIKA
|
B.
INDONESIA
|
PKN
|
5
|
09.30
-10.05
|
ISTIRAHAT
|
||
6
|
10.05
- 10.40
|
B.
INDONESIA
|
B.
INDONESIA
|
|
7
|
10.40
- 11.15
|
B.
INDONESIA
|
B.
INDONESIA
|
PKN
|
8
|
11.15
- 11.50
|
B.
INDONESIA
|
PKN
|
SBK
|
9
|
11.50
- 12.05
|
T.
TERSTRUKTUR
|
PKN
|
SBK
|
NO
|
PUKUL
|
KAMIS
|
JUMAT
|
SABTU
|
1
|
07.30
- 08.05
|
IPA
|
PENJASKES
|
PRAMUKA
|
2
|
08.05
- 08.40
|
IPA
|
PENJASKES
|
PRAMUKA
|
3
|
08.40
- 09.15
|
MATEMATIKA
|
PENJASKES
|
PRAMUKA
|
4
|
09.15
- 09.30
|
MATEMATIKA
|
AGAMA
|
PENGEMBANGAN DIRI
|
5
|
09.30
-10.05
|
IPS
|
AGAMA
|
PENGEMBANGAN DIRI
|
6
|
10.05
- 10.40
|
ISTIRAHAT
|
||
7
|
10.40
- 11.15
|
IPS
|
AGAMA
|
|
8
|
11.15
- 11.50
|
IPS
|
SBK
|
|
9
|
11.50
- 12.05
|
SBK
|
SBK
|
|
6.
Pelaksanaan
Layanan Bimbingan untuk Siswa yang Membutuhkan
No
|
Hari
|
Jam
|
Bimbingan Khusus
|
Keterangan
|
1
|
Senin-Sabtu
|
19.00 — 21.00
|
Semua mata pelajaran
|
|
7.
Membantu
Administrasi Sekolah
No
|
Administrasi Sekolah
|
Keterangan
|
1
|
Pengetikan RKAS, Lapor Bulanan, dsb
|
|
2
|
Penyusunan, pengetikan, penggandaan,
dan pengepakan soal UH, UTS, UAS
|
|
3
|
dll
|
|
8.
Ekstrakurikuler
No
|
Hari
|
Jam
|
Ekstrakurikuler
|
Keterangan
|
1
|
Kamis
|
16.00-17.30
|
Kesenian
|
|
2
|
Sabtu
|
07.00-09
|
Pramuka
|
|
9.
Bimbingan
belajar
No
|
Hari
|
Jam
|
Bimbingan Belajar
|
Keterangan
|
1
|
Senin
|
15.00-16.30
|
Matematika
|
|
2
|
Selasa
|
15.00-16.30
|
Bahasa Indonesia
|
|
3
|
Rabu
|
15.00-16.30
|
IPA
|
|
B. Bidang
Kemasyarakatan
Selain melaksanakan kewajiban di bidang
pendidikan, sebagai guru SM-3T juga harus dapat bersosialisasi dengan
masyarakat setempat. Karena guru SM-3T merupakan dari masyarakat dimana guru
SM-3T bertugas. Dalam bersosialisai guru SM-3T juga menyisipkan kegiatan-kegiatan
yang bermanfaat bagi masyarakat. Di bawah ini program-program dalam
kemasyarakatan, diantaranya;
1.
Pemberdayaan
Masyarakat dan Keluarga
No
|
Jenis Kegiatan
|
Keterangan
|
1
|
Pelatihan teknologi informasi
|
|
2
|
Pembuatan gethuk lindri
|
|
2.
Pendidikan
non Formal
No
|
Jenis Kegiatan
|
Keterangan
|
1
|
Kejar paket C
|
|
2
|
Pemberantasan buta huruf
|
|
3.
Pembinaan
kepemudaan
No
|
Jenis Kegiatan
|
Keterangan
|
1
|
Karang Taruna
|
|
2
|
Olahraga
|
|
3
|
Peltihan manajemen organisasi
|
|
4.
Kebersihan
dan Pengelolaan lingkungan
No
|
Jenis Kegiatan
|
Keterangan
|
1
|
Kerja bakti
|
|
2
|
Gotong royong
|
|
BAB IV
PELAKSANAAN
A.
Bidang
Kependidikan
1.
Penyusunan
RPP
Kegiatan
penyusunan RPP dilakukan setiap hari sebelum melakukan aktivitas pembelajaran.
Kegiatan penyusunan RPP ini dalam rangka mempermudah kinerja guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Karena sebagai seorang guru harus merancang
kegiatan pembelajaran semenarik mungkin agar materi yang disampaikan dapat
diterima oleh siswa dengan mudah. Kegiatan menyusun RPP meliputi, Stnadar
Kompetensi, Kompetensi dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran, Langkah-langkah
pembelajaran, bahan ajar, serta alat evaluasi. Semua itu disusun dalam rangka
untuk mencapai tujuan pembelajaran supaya tercapai. Kegiatan menyusun RPP
dibuat berdasarkan karakteristik mata pelajaran dan sub materi sehingga setiap
guru kelas dituntut mampu untuk membuat dan menyusun RPP sebagai bahan untuk
mengajar di kelas.
Sebagai bahan laporan pada bagian lampiran
kami sertakan beberapa RPP yang telah dibuat dan disusun sebagai pertanggungjawaban
melaksanakan tugas. ( RPP terlampir)
2.
Penyusunan
Bahan Ajar
Kegiatan
penyusunan bahan ajar juga dilakukan setiap hari dan sebelum melakukan
aktivitas pembelajaran. Karena menyusun bahan ajar merupakan bagian dari
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Bahan ajar yang digunakan berasal dari
buku paket dan buku referensi, seperti; dongeng, cerpen, buku pengetahuan
populer, atlas, dsb. ( Bahan ajar terlampir)
3.
Penyusunan
Alat dan Media Pembelajaran
Berkaitan
dengan kegiatan pembelajaran, media merupakan alat yang harus digunakan guru
dalam melaksanakan pebelajaran. Media berfungsi sebagai alat bantu untuk
mempermudah guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Penyusunan alat
dan media pembelajaran juga dilakukan sebelum melakukan aktivitas pembelajaran.
Yang dimaksud dengan alat disini adalah alat untuk mengukur pencapaian belajar
siswa. Alat untuk mengukur pencapaian belajar siswa dengan cara mendapatkan
produk/hasil belajar siswa. Setiap selesai pembelajaran berlangsung siswa mengumpulkan
tugas yang diberikan guru ketika proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan
media adalah bahan yang digunakan untuk memudahkan siswa memahami materi
pembelajaran. Media yang digunakan dalam proses pembelajaran berasal dari buku
dan lingkungan sekitar.
4.
Penyusunan
Asesmen
Penyusunan
Asesmen atau penilaian ini bertujuan untuk mendapat gambaran danhasil sejauh
mana tujuan pembelajaran telah tercapai dan dapat diraih oleh siswa. Pembuatan
asesmen ini dibuat berdasarkan kisi-kisi butir soal dan indikator dari mata
pelajaran yang akan digunakan. Penyusunan asesmen/evaluasi juga dilakukan
secara berkala. Yakni; penyusunan ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan semester.
5.
KBM
(Kegiatan Belajar Mengajar)
Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) merupakan pokok dari kegiatan guru setelah menyiapkan
perangkat pembelajaran. Kegiatan KBM disesuaikan dengan kalender pendidikan.
Dalam program tahunan (Prota) dan Progam semester (promes). Kegiatan KBM
dilaksanakan pada hari senin – sabtu dimulai dari pukul 07.05 – 12.05 WIT,
kecuali pada hari jumat dimulai pukul 07.05 – 11.00 WIT. Berikut jadwal
pelajaran dalam kegiatan belajar KBM.
6.
Pelaksanaan
Layanan Bimbingan untuk Siswa yang Membutuhkan
Pelaksanaaan
layanan bimbingan untuk siswa yang membutuhkan (Bimbingan Khusus) ini diberikan
kepada:
i.
siswa yang ingin belajar di luar jam efektif
dan bimbingan belajar setiap sore. Kegiatan ini bertujuan untuk siswa yang
ingin belajar materi pelajaran secara mendalam.
ii.
Siswa
yang mengalami kesulitan belajar. Masalah yang sering dijumpai adalah karena
siswa malas untuk berngakat ke sekolah, sehingga guru sering untuk pergi
memberikan bimbingan siswa sekalifgus langsung bersama orang tua. Mengapa orang
tua dalam hal ini kami ikutkan. Karena orang sebagai kontrol belajar siswa di
rumah juga kurang bahkan tidak ada, sehingga keduanya perlu mendapat pengarahan
sehingga tugas guru dan orang tua dapat berjalan dengan terjalin hubungan yang
baik. Masalah yang sering timbul meliputi bolos sekolah, pergi ke kebun atau
hanya sekedar mengantar ayah atau ibu berangkat ke kecamatan.
7.
Membantu
Administrasi Sekolah
Kegiatan
ini merupakan kegiatan tambahan yang dilakukan diluar jam mengajar. Kegiatan
mengerjakan administrasi sekolah yang dilakukan oleh penulis diantaranya;
membantu dalam penyusunan, pengetikan, dan pengepakan soal-soal Ujian Tengah
Semester (UTS), Ujian Akhir Semester (UAS), dan Ujian Sekolah. selain itu juga
membantu dalam hal pengetikan dalam laporan-laporan lainnya yang berkaitan dengan
sekolah, seperti Lapora Bulanan, laporan Bos dan berbagai jenis kegiatan surat
menyurat lainnya.
8.
Ekstrakurikuler
Kegiatan
ekstrakurikuler merupakan kegiatan tambahan yang diberikan guru kepada siswa.
Dalam program kerja, kegiatan ekstrakurikuler di SD Kristen Mahaleta, adalah
kegiatan pramuka yang dijadwalkan pada setiap hari sabtu pagi mulai pukul 07.00
sampai dengan 09.00. kegiatan ini berjalan, namun terkadang kegiatan pramuka
dialihkan untuk kerja bakti untuk membersihkan sekolah, mkenyususun pagar dan
sebagainya.
9.
Bimbingan
Belajar
Pada
program ini, sesuai dengan keputusan bersama disepakati bahwa untuk jadwal
bimbingan belajar diberikan pada kelas V dan VI.
a.
Untuk
kelas lima langsung di tangani oleh guru kelas dengan jadwal hari senin samapi
dengan rabu mulai pukul 15.00 sampai dengan 16.40. s
b. Bidang Kemasyarakatan
1.
Pemberdayaan
Masyarakat dan Keluarga
Kegiatan
Pemberdayaan masyarakat antara lain sebagai berikut:
a)
Pelatihan
Teknologi dan Informasi
Pelatihan
teknologi informasi ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan membekali para
peserta agar dapat mengenal dan dapat mengeoperasikan alat teknologi yang dalam
hal ini adalah komputer, laptop printer. Peserta dari kegiatan ini adalah
para-para bapak-bapak perangkat dan dewan guru yang mempunyai laptop. Pelatihan
diadakan dengan sederhana mengingat tempat waktu dan keadaan peserta dan
pelatih. Program ini dapat terlaksana walaupun terkdang menemui hambatan
seperti lampu mati. Namun sedikit banyak dengan adanya pelatihan yang sederhana
ini peserta menjadi senang karena mendapat informasi baru, ilmu baru yang dapat
mereka kembangkan.
b)
Pembuatan
Gethuk Lindri
Pembuatan
Gethuk Lindri salah satu program pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan
kekreatifan masyarakat terutama ibu-ibu dan dalam mengolah makanan. Tujuan
pembuatan Gethuk Lindri ini berdasar atas banyaknya tanaman ketela pohon yang
di hasilkan oleh para petani. Program ini dimasukkan karena ingin memberikan
wawasan baru kepada para ibu-ibu dalam hal pengolahan makanan lokal yang
berdayaguna. Namun dalam kenyataannya program ini belum sempat berjalan karena
jadwal daripserta SM-3T yang terlalu padat dan masalah alat yang belum terdapat
di sekitar desa mahaleta. Namun program ini akan tetap menjadi prioritas
sehingga dapat berjalan sesuai dengan rencana.
2.
Pendidikan
non Formal
Pendidikan
formal merupakan pendidikan luar sekolah yang dapat membantu memberikan
pelatihan dan pendidikan yang layak untuk peserta didik. Program yang
diprioritaskan dalam hal ini adalah pengadaan kelas minggu sore bagi anak-anak
yang ada di dusun Melano desa Romdara yang tidak sekolah dan telah putus
sekolah. Dusun melano kurang lebih dua kilometer atau ditempau dengan jalan
kaki sekita tiga puluh menit. Dusun ini berada di barat desa Mahaleta, di dusun
tersebut banyak anak-anak tidak sekolah dan putus sekolah dengan berbagai
alasan, antara lain: 1) tidak ada biaaya, 2) tidak ada dorongan dari orang tua,
3) keluar dari sekolah alasan tidak naik dan umur dan sebagainya. Hal tersebut yang mendorong peserta SM-3T
untuk turun tangan mendatangi dan memberika bantuan baca tulis untuk anak-anak
tersebut. Kegiatan yang diberikan berkonsentrasi pada tiga aspek saja, yaitu
membaca, menulis dan berhitung. Program ini akan tetap berlangsung sampai waktu
yang tidak ditentukan.
3.
Pembinaan
kepemudaan
Pembinaan
kepemudaan merupakan salah satu faktor pendukung peningkatan partisipasi pemuda
dalam pembangunan. Pembinaan pemuda inidapat berupa pembinaan organisasi
kepemudaan seperti karang taruna, kelompok mandiri. Pembinaan keolahrgaan,
seperti bola bola voli, bola sepak dan sejenisnya. Pembinaan dalam bidang
skill, hal ini mempunyai dampak yang sangat bagus karena dapat langsung berguna
di masyarakat, contoh penyelenggaraan balai latihan kerja, pelatihan-pelatihan
singkat. pemuda. Pemuda adalah pemegang tongkat estafet pembangunan yang akan
datang, maka dari itu pemuda perlu mendapat perhatian khusus untuk dapat
dijadikan sebagai calon generasi penerus yang tanggunh. Berkaitan dengan itu program
4.
Kebersihan
dan Pengelolaan lingkungan
1)
Jumat
bersih bersama
Kegiatan
ini merupakan kegiatan yang bersifat mengajak masyarakat untuk peduli dan mau
memelihara lingkungan rumah masing-masing, mulai dari membersihkan halaman
rumah, memuang bsampah pada tempatnya, menanam bunga dipekarangan rumah agar
tampak indah dan dan terjaga kebersihannya. Hal ini sebenarnya bukan masuk
dalam program pokok peserta SM-3T yang bertugas di mahaleta, namun kami secara
langsung terjun dan mengajak secara langsung setiap jumat keliling kampung
bersama warga untuk menyanyikan yel-yel jumat bersih. Program ini cukup
berjalan dengan baik dan kondisi kebersihan lingkungan di desa Mahaleta
sekarang jauh lebih baik dari pada sebelumnya
2)
Pembuatan
Pagar dan Gapura
Khusus
untuk ini kami bekerjsa sama langsung dengan pemerintah desa Mahaleta.
Kebetulan kami mempunyai program yang sama. Dana yang digunakan adalah dari ADD
desa mahaleta, sedangkan untuk bahan seperti kayu masyarakat masing-masing
mempunyai pohon kelapa untuk dapat digunakan. Program ini digalakkan pada bulan
februari dan sampai sekrang masing berjalan. Setiap malam petugas dari desa
memberikan pengumuman kepada warga masyarakat untuk segera bekerja
menyelesaikan pagar. Bentuk pagar yang kami inginkan hanya saqtu model
menggunakan bahan kayu kelapa dan pohon bambu. Bahan ini sangat mudah diperoleh
mengigat masyarakat desa mahaleta mempunyai kebun kelapa yang cukup banyak.
Semoga program ini dapat berkembang dan berjalan terus.
Sedangkan
untuk pembuatan gapura ini kami orang-orang tertentu yang bekerja, gapura ini
sebenarnya kami buat juga untuk menyambut kedatangan Bupati untuk melantik
kepala desa yang baru. Masa pengerjaan gapura ini kurang lebih satu bulan, dan
sekarang gapura yang berdiri megah telah berdiri. Alasan pembuatan gapura ini
antara lain, belum adanya gapura dari dahulu, gapura merupakan bangunan penting
yang harus dimiliki oleh sebuah desa mengingat sebuah desa harus mempunyai ikon
atau kebanggan yang dapat dijadikan lambang, sebagai wujud pintu masuk desa
sehingga ketika orang dari penduduk lain datang maka dengan melewati gapura itu
ia akan mengtahui ia sedang berada dimana sedangkan alasan lainnya adalah
sebagai wujud seni, keindahan untuk mempercantik desa mahaleta.
5.
Faktor
Pendukung
No
|
Jenis
Kegiatan
|
Pelaksanaan
|
||
|
Pendidikan
|
Kemasyarakatan
|
Ya
|
Tidak
|
1
|
Penyusunan RPP
|
|
√
|
|
2
|
Penyusunan Bahan Ajar
|
|
√
|
|
3
|
Penyusunan Alat dan Media
Pembelajaran
|
|
√
|
|
4
|
Penyusunan Asesmen
|
|
√
|
|
5
|
KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)
|
|
√
|
|
6
|
Pelaksanaan Layanan Bimbingan untuk
Siswa yang Membutuhkan
|
|
|
√
|
7
|
Membantu Administrasi Sekolah
|
|
√
|
|
8
|
Ekstrakurikuler
|
|
√
|
|
9
|
Bimbingan Belajar
|
|
√
|
|
10
|
|
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga
|
|
√
|
11
|
|
Pendidikan non Formal
|
√
|
|
12
|
|
Pembinaan kepemudaan
|
√
|
|
13
|
|
Kebersihan dan Pengelolaan lingkungan
|
|
√
|
Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa dari ke-13
program yang ada, yakni dari program pendidikan dan program kemasyarakatan,
sepuluh program terlaksana dan tiga program tidak terlaksana. Dari ke sepuluh
program tersebut di donimasi oleh program pendidikan. Hal ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya:
c.
Guru SM-3T adalah guru yang ditugaskan untuk
terjun di dunia pendidikan, sehingga hal yang menyangkut pendidikan adalah
tugas guru.
d.
Sesuai
SK Kepala Sekolah tentang Perubahan Pembagian Tugas Guru
dalam Kegiatan Belajar Mengajar Tahun Pelajaran 2012-2013 No. 424/610/SMP/2012,
31 Oktober 2012. Sesuai dengan SK Kepala Sekolah tersebut, secara langsung guru
dapat melaksanakan program-program pendidikan.
e.
Guru
SM-3T merupakan bagian dari guru tetap dari SD Kristen Mahaleta kecamatan Mdona
Hyera, sehingga guru SM-3T juga turut membantu dalam mengerjakan hal yang
menyangkut administrasi sekolah.
f.
Guru
SM-3T adalah guru baru bagi siswa SD Kristen Mahaleta kecamatan Mdona Hyera,
sehingga kedatangan guru SM-3T sangat diterima baik oleh siswa.
g.
Semangat
dalam belajar begitu tinggi, baik itu pada jam pelajaran di sekolah, bimbingan
belajar, maupun ekstrakurikuler.
h.
Kedatangan
guru SM-3T disambut baik oleh masyarakat Mahaleta, sehingga memudahkan guru
SM-3T untuk bersosialisasi dengan masyarakat setempat dan anak-anak didik SMP
Negeri 3 Mdona Hyera.
Berdasarkan
faktor-faktor tersebut, guru SM-3T dapat melaksanakan program-program
pendidikan.
6.
Kendala
yang Dihadapi
Mengajar di daerah kepulauan merupakan tugas yang begitu
menantang bagi guru SM-3T. Hal ini disebabkan oleh perbedaan latar belakang
geografis, sosial, ekonomi, dan budaya antara guru SM-3T dan masyarakat
setempat. Dari latar belakang tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
a.
Geografis
Secara geografis SD Kristen Mahaleta kecamatan Hyera
terletak di kecamatan Mdona Hyera, kabupaten Maluku Barat Daya, provinsi
Maluku. Tepatnya di pulau Sermata. Daerah ini merupakan daerah kepulauan,
pulaunya kecil, belum terjamah oleh teknologi. Untuk menempuh dari desa ke desa
harus berjalan kaki atau menggunakan motor laut, sedangkan transportasi antar
pulau menggunakan kapal laut.
Dari kondisi inilah yang menyebabkan minimnya pengetahuan
yang dimilki siswa. Fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh sekolah pun
terbatas. Sehingga proses belajar mengajar sedikit terlambat, karena siswa
secara penuh menggantungkan kepada guru.
b.
Sosial
Masyarakat desa Mahaleta merupakan masyarakat yang bisa
dikatakan memiliki tingkat kesejahteraan di bawah rata-rata, kemudian
masyarakat pada umumnya memiliki anak
banyak. Hal inilah menyebabkan orangtua kurang memperhatikan pendidikan
anak-anaknya. Orangtua hanya menyerahkan kepada para guru di sekolah. Padahal,
pendidikan juga tidak terlepas dari peranan orangtua di rumah.
c.
Ekonomi
Sebagian besar masyarakat desa Mahaleta mayoritas adalah
petani kebun. Hasil perkebunan sangat melimpah, namun hasil kebun tersebut
tidak dapat dijual ke pasar, atau pemasok hasil pertanian. Hasil pertanian
hanya dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari. Sedangkan pendidikan tidak
terlepas dari biaya, untuk menunjang siswa belajar, siswa perlu perlengkapan
belajar, seperti; kamus, pensil, buku, seragam, dll. Semua keperluan tersebut,
semuanya membutuhkan uang untuk membelinya. Namun, melihat latar belakang
ekonomi dari keluarga, siswa terlalu berat memenuhi kebutuhan tersebut.
d.
Budaya
Indonesia
terkenal dengan keanekaragaman budaya. Budaya yang dimiliki oleh masyarakat
desa Mahaleta berbeda dengan budaya yang dimiliki oleh guru SM-3T. Masyarakat
Mahaleta berbudaya Maluku, sedangkan guru SM-3T berbudaya Jawa. Hal yang paling
tampak pada bahasa
7.
Solusi
yang Ditempuh
Solusi
dari kendala-kendala yang disebutkan di atas adalah:
a.
Guru
SM-3T berusaha untuk menambah pengetahuan siswa dan masyarakat tentang
informasi di dunia luar agar pengetahuan mereka tidak hanya terbatas pada Pulau
sermata dan Maluku saja.
b.
Guru
SM-3T harus membiasakan diri untuk selalu berjalan jauh untuk dapat
berkoordinasi dengan teman-teman yang penematannya satu pulau.
c.
Guru
SM-3T harus cepat beradaptasi dengan masyarakat baik secara kultur, adat
istiadat dan kehidupan sehari-hari yang positif agar dapat memperlancar
komunikasi dengan warga sekitar.
d.
Memberikan
pengertian pada orang tua siswa tentang pentingnya pendidikan di dalam keluarga
yang paling utama.
8.
Nilai-nilai
Positif yang Dapat Dipetik (Lesson Learnt)
Nilai- nilai positif yang dapat kita dipetik adalah:
a.
Membantu
kurangnya tenaga guru yang ada di daerah pelosok.
b.
Menambah
semangat para pemuda untuk melakukan hal-hal positif.
c.
Membuka
wawasan siswa, guru dan masyarakat tentang berbagai hal yang berkaitan dengan
informasi dunia luar.
d.
Mempererat
rasa persatuan diantara perbedaan yang ada.
e.
Menciptakan
rasa damai dan toleransi yang tinggi antara perbedaan yang ada antara
masyarakat dan guru SM-3T.
f.
Membentuk
kareakter para guru SM-3T untuk menjadi calon-calon pendidik yang profesional
yang berakhlak dan bermoral serta memahami banyak arti kehidupan.
g.
Membentuk
para pemuda yang tangguh dan mencintai tanah air Indonesia.
h.
Tumbuhnya
rasa kasih sayang, menghargai dan persaudaraan antar saudara sebangsa dengan
latar belakang budaya, suku dan agama yang berbeda namun dapat berjalan
beriringan dengan damai dan penuh kasih sayang.
BAB V
PENUTUP
a. Kesimpulan
Dari beberapa bulan pertama tugas di
salah satu tempat pelosok negeri dengan latar budaya, adat istiadat dan agama
yang berbeda kami membutuhkan beberapa watu untuk beradaptasi dengan kehidupan
masyarakat. Namun hal tersebut bukan menjadi hal yang sulit karena masyarakat
di Maluku khususnya Kecamatan Mdona Hyera sangat menyambut kehadiran kami
dengan baik, sehingga dapat membantu proses adaptasi kami. Dan beberapa program
baik di lingkungan sekolah dan masyarakat juga dapat terlaksana dengan baik.
Beberapa kegiatan juga membutuhkan kerjasama antara guru SM-3T dan para pemuda
serta masyarakat, sehingga menambah keakraban kami dengan masyarakat sekitar.
Medan yang sulit juga tidak menghalangi
berbagai kegiatan yang kami programkan. Karena para guru SM-3T sudah siap
dengan berbagai keadaan dan kemungkinan yang ada di tempat tugas. Begitu juga
dengan sulitnya sarana transportasi dan komunikasi. Guru SM-3T telah terbiasa
dan tidak terpengaruh oleh segala sarana dan prasarana yang terbatas. Karena “Tidak ada rotan, akar pun jadi”.
Meskipun ada beberapa kebudayaan
masyarakat yang kurang sesuai dengan kebudayaan para guru SM-3T, namun masih
dapat diatasi dengan baik karena masyarakat juga menghargai dan kami saling
bertoleransi atas beberapa perbedaan dari kami. Karena sambutan masyarakat
dengan adanya guru SM-3T yang hadir di antara mereka sangat amat baik.
b. Saran
Kehadiran guru SM-3T disambut dengan
sangat baik oleh masyarakat. Kecamatan Mdona Hyera adalah Kecamatan yang paling
tertinggal di Kabupaten Maluku Barat Daya dan berbatasan langsung dengan benua
Australia. Dengan kondisi geografis yang paling berbatasan langsung dengan
negara lain, dan keadaan yang bisa dikatakan masih sangat tertinggal, membuat
Kecamatan Mdona Hyera menjadi salah satu daerah sasaran yang sangat perlu diperhatikan.
Masih banyak beberapa desa yang belum
mendapat tenaga guru SM-3T. Sedangkan mereka sangat membutuhkan adanya tenaga
tambahan yang bukan hanya membantu para guru yang ada untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar di sekolah, namun juga berperan aktif dalam
masyarakat untuk menciptakan semangat dalam diri saudara kita yang ada
dipelosok untuk terus maju. Dan menunjukkan pada mereka jika masih banyak
saudara sebangsa yang peduli akan masa depan mereka, masa depan bangsa ini, dan
masa depan kita bersama.
Oleh karena itu, masyarakat selalu
mengharap agar guru SM-3T akan selalu hadir dan bisa bertambah lagi. Bahkan
bagi masyarakat waktu satu tahun adalah waktu yang sangat singkat untuk hidup
berdampingan dengan para guru SM-3T.
Bagi mereka kehadiran para guru SM-3T
bukan sekedar bertambahnya guru di sekolah mereka. Tapi juga kehadiran guru
SM-3T di tengah-tengah mereka berarti sebagai harapan, warna baru dan semangat
dalam hidup mereka. Dengan demikian maka
alangkah baiknya jika guru SM-3T yang ditugaskan di Kecamatan Mdona Hyera
jumlahnya ditambah untuk tahun berikutnya sebagai jawaban dari harapan
masyarakat yang mengharapkan, membutuhkan dan menanti kehadiran pada pemuda
yang peduli akan bangsa ini di tengah-tengah mereka.
Langganan:
Postingan (Atom)